Buleleng ternyata memiliki minuman tradisional yang menyegarkan. Namanya tuak manis. Tak seperti tuak pada umumnya, tuak manis ini tidak mengandung alkohol. Oleh karenanya, minum tuak manis tak akan membuat Anda mabuk.
Seperti namanya, tuak manis memiliki rasa manis dan sesekali terasa agak sepet. Meski begitu, tuak manis asal Buleleng ini mempunyai sensasi menyegarkan sehingga cocok diminum saat merasa lelah dan gerah.
Pedagang tuak manis sangat mudah ditemukan di Buleleng, termasuk di pinggir-pinggir jalan raya yang dilalui orang banyak. Anda juga bisa pergi ke Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Banyuasri, Buleleng. Di sana, para pedagang bersepeda motor biasanya menjual tuak manis berwadah jirigen yang ditutup dengan dedauan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu pedagang tuak manis itu adalah Ketut Nuryasta (55). Ia menjelaskan tuak manis berbeda dengan tuak wayah (tuak tua), terutama dari kandungan alkoholnya. Bahan dasar pembuatan tuak manis sebenarnya sama dengan tuak wayah, yakni dari sadapan air bunga pohon ental (lontar).
Perbedaannya dengan tuak wayah yang mengandung alkohol, tuak manis tidak melalui proses fermentasi alias langsung diolah setelah dipanen. Agar tuak manis tidak cepat menjadi tuak wayah, dalam pembuatannya juga ditambahkan pengawet alami seperti cuka yang berfungsi meredam kadar alkohol dalam tuak
"Tiap hari pembuatannya, naik pagi (dini hari) dan sore kalau tidak manjat besok tidak dapat tuak. Itu kalau sudah ada keping bunga baru bisa manjat. Nah, cairannya itu yang jadi bahan dasar tuak manisnya, itu langsung diolah sehabis panen," kata Nuryasta.
Pria asal Desa Bungkulan ini mengaku telah membuat tuak manis sejak usia 15 tahun. Keahliannya membuat tuak dia dapatkan secara turun temurun dari keluarga. Dia mengaku belajar membuat tuak manis dari ayahnya.
"Dari tahun 80-an saya sudah membuat tuak, melanjutkan ayah saya. Sekarang anak saya juga jualan tuak manis tapi beda tempat," ujarnya.
Untuk dapat menikmati segarnya tuak manis ini, harganya cukup murah yakni hanya Rp 3 ribu per gelas. Tuak manis biasanya awet sampai satu hari.
"Saya jualannya di Banyuasri, jualnya itu per gelas Rp 3 ribu. Dari pagi jualannya, habisnya paling jam 2 siang," imbuhnya.
(iws/iws)