Turis China Tewas di Hostel Canggu hingga Corat-soret Bendera Merah Putih

Bali Terpopuler

Turis China Tewas di Hostel Canggu hingga Corat-soret Bendera Merah Putih

Tim detikBali - detikBali
Minggu, 23 Nov 2025 15:53 WIB
Penampakan kobra Jawa yang terjepit di kandang kambing Dusun Kunden, Desa Balak, Kecamatan Cawas, Klaten, Sabtu (22/11/2025).
Foto: dok. RCTD Klaten/Ngadino
Denpasar -

Sejumlah peristiwa di Bali menjadi sorotan pembaca selama sepekan, Senin (17/11/2025) hingga Minggu (23/11/2025). Mulai dari turis China keracunan di hostel Canggu, temuan sarang king kobra di Tabanan, dan aksi vandalisme bendera Merah Putih di Jembrana. Berikut rangkumannya.

Turis China Tewas di Hostel Canggu

Turis asal China, Deqingzhuoga (25), tewas diduga akibat keracunan di Clandestino Hostel, Jalan Kayu Tulang, Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Bali. Warga negara (WN) China itu ditemukan tewas pada Selasa (2/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dugaan keracunan turis China ini ditangani Kepolisian Resor (Polres) Badung. Pejabat Sementara (PS) Kepala Subseksi Penerangan Masyarakat (Kasubsi Penmas) Seksi Hubungan Masyarakat (Sihumas) Polres Badung, Aiptu Ni Nyoman Ayu Inastuti, menjelaskan kronologi kasus tersebut.

ADVERTISEMENT

Menurut Ayu, peristiwa dugaan keracunan ini bermula pada Senin (1/9/2025) sekitar pukul 20.00 Wita. Deqingzhuoga saat itu mengeluh sakit kepada staf resepsionis Clandestino Hostel, Maria Yasinta Gores. Maria kemudian mendatangi kamar nomor 8 Clandestino Hostel yang ditempati Deqingzhuoga.

"Korban mengeluh sakit di bagian kepala dan punggung serta merasa lemas. Saat berbincang, korban sempat muntah satu kali di tempat sampah depan tempat tidurnya. Saksi menawarkan makanan, namun ditolak korban. Korban hanya meminta air dan pisang," ujar Ayu kepada detikBali, Jumat (21/11/2025).

Maria sempat mengajak korban berobat ke klinik sebelum ia pulang kerja sekitar pukul 23.30 Wita. Deqingzhuoga kala itu mendapat penanganan awal dari dokter, tetapi menolak rawat inap karena tidak memiliki biaya. Ia hanya menerima resep obat dan membeli obat tersebut di apotek sebelah klinik.

Keesokan harinya sekitar pukul 11.00 Wita, staf resepsionis lain yang bertugas, Ni Putu Eka Ayu Pusparini, mengecek kamar korban karena belum melakukan check-out. Eka saat itu menggedor pintu kamar yang ditempati Deqingzhuoga. Eka lantas berhasil membuka pintu kamar dan melihat Deqingzhuoga dalam keadaan tengkurap.

Manajer Clandestino Hostel kemudian dipanggil untuk melakukan pengecekan. Denyut nadi korban masih ada, tetapi pernapasan nihil. Eka kemudian menghubungi Ambulans Nusa Medical pukul 11.09 Wita.

Polisi tiba tak lama setelah laporan diterima. Deqingzhuoga ditemukan dalam posisi tengkurap di lantai, kepala menghadap utara, dan kaki ke selatan. Polisi juga mendapati muntahan di tempat sampah dekat tempat tidur.

Selain itu, polisi juga menemukan sejumlah obat milik korban, yakni Lorano Akut, ibuhexal akut, paracetamol, Amoxicillin 500, Siderm Lotion, Prednisolone 5 mg di dalam tas pinggang biru. Ada pula Vicee 500, Fenbid kapsul, 2 bungkus obat dari klip yang ditemukan di dalam ransel hitam.

Menurut pemeriksaan luar oleh dokter dari Clinic Nusa Medica, Marcell, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Deqingzhuoga diperkirakan mengalami dehidrasi dan telah meninggal 2-12 jam sebelum ditemukan. Terdapat lebam mayat pada tangan, kaki, wajah, dan punggung.

Pemeriksaan dalam menunjukkan bercak perdarahan serta pelebaran pembuluh darah pada selaput lendir lambung, cairan berwarna hitam kehijauan dalam rongga lambung, bercak kemerahan pada usus halus, serta rongga usus besar yang kosong sebagai indikasi penyakit diare atau gangguan saluran pencernaan.

"Sebab pasti kematian pasti orang tidak dapat ditentukan, akan tetapi sebab mati karena iritasi saluran pencernaan yang menimbulkan diare yang mengakibatkan kekurangan cairan dan elektrolit tidak dapat disingkirkan," jelas Ayu.

Dugaan keracunan ini bukan hanya terjadi pada Deqingzhuoga. Ada enam turis lain yang mengalami gejala serupa dan dilarikan ke klinik dan rumah sakit terdekat. Mereka adalah dua turis China, dua wisatawan Jerman, satu tamu Saudi Arabia, dan seorang WN Filipina.

"Beberapa tamu, baik yang ada di kamar korban sebanyak 3 orang dan di kamar nomor 5 di hostel sebanyak 3 orang," terang Ayu.

Lagi-lagi Temuan Sarang King Cobra dan 43 Telurnya di Tabanan

Ular king cobra tengah merajalela di Tabanan, Bali. Kali ini, warga menemukan sarang king cobra di Banjar Payangan Greseh, Kecamatan Marga, pada Sabtu (15/11/2025). Induk king cobra itu ditemukan saat seorang warga hendak mencari bambu.

Ketua Yayasan Reptil Asih Tabanan, Ni Putu Astridayanty, mengatakan ular tersebut ditemukan sedang berada di sarangnya di rerimbunan pohon bambu.

"Kami dapat laporan saat warga hendak mencari bambu untuk keperluan penjor persiapan Galungan dan Kuningan," ujar Astrid saat dikonfirmasi Minggu (16/11/2025).

King cobra yang ditemukan kali ini berukuran lebih panjang dibanding temuan sebelumnya, yakni 3 meter. Ular yang ditemukan sebelumnya berukuran 2,5 meter. Saat diamankan, king cobra itu sedang mengerami 43 telur. Setelah diamankan, ular kemudian dipindahkan ke penangkaran.

"Ular dan telurnya kami amankan di penangkaran Reptil Asih Tabanan," imbuh Astrid.

Menurut Astrid, induk betina king cobra biasanya akan puasa selama kurang lebih tiga bulan saat menjaga sarang serta telurnya. Kemudian, jika telur akan menetas, induk king kobra akan berkelana mencari makanan.

"Selama menjaga telur, indukan biasanya puasa makan selama tiga bulan dengan hanya minum air saja," beber Astrid.

Dua Pelaku Corat-coret Bendera Merah Putih Ditangkap, Ini Motifnya

Kharisma Arai Cahya (24) dan Kadek Andy Krisna Putra (25) ditangkap polisi di Kelurahan Jimbaran dan Kelurahan Pemogan. Keduanya merupakan pelaku pencoretan bendera merah putih di Taman Kota Negara, Kabupaten Jembrana.

"Kurang dari empat jam setelah corat coret bendera, kami dari tim Resmob Ditreskrimum Polda Bali dan Jatanras Polres Jembrana langsung menangkap dua pelaku," kata Dirreskrimum Polda Bali, Kombes I Gede Adhi Mulyawarman saat konferensi pers di kantornya, Kamis (20/11/2025).

Adhi menjelaskan, peristiwa terjadi pada 18 November 2025, sekitar pukul 23.00 Wita. Saat itu, Andy menurunkan bendera merah putih yang terpasang di tiang Taman Kota Negara. Setelah diturunkan, bendera dibentangkan dan mulai dicorat-coret Kharisma menggunakan cat piloks warna abu-abu metalik dengan tulisan RKUHAP.

"Setelah dicoret, benderanya lalu dinaikkan. Tapi sempat diturunkan lagi. Kami tanya kenapa, huruf A-nya digambar seperti lambang anarki," ujar Adhi.

Sebelum beraksi, keduanya disebut sempat menenggak minuman keras. Usai mencoret bendera, Kharisma kembali melakukan vandalisme di tiga lokasi lain: SPBU Ngurah Rai Negara, Pos Satpam Pasar Umum Bahagia Negara, dan gerbang Gudang Sarana Ternak di Jalan Ahmad Yani

"Aksi vandalisme di tiga lokasi dilakukan hanya dalam waktu 20 menit saja. Lalu, kami tangkap di Denpasar. Karena pekerjaan orang tua mereka dan aktivitas sehari-harinya di Denpasar," kata Adhi.

Atas perbuatannya, Andy dan Kharisma dijerat Pasal 66 juncto Pasal 24 UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Pengerusakan Lambang Negara dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.

Aksi itu dipicu emosi keduanya terkait pengesahan RKUHAP. Dirreskrimum Polda Bali Kombes I Gede Adhi Mulyawarman menjelaskan, Kharisma dan Andy termakan informasi keliru soal RKUHAP yang mereka baca di media sosial.

"Mereka tanpa pernah membaca RKUHAP, hanya baca berita di media sosial saja, merasa RKUHAP itu kebebasan negara untuk menangkap dan menahan orang tanpa aturan," kata Adhi saat konferensi pers di kantornya, Kamis (20/11/2025).

"Ada juga beberapa peristiwa buruk (yang dialami Kharisma dan Andy yang terkait dengan pelanggaran sehingga mereka tidak setuju dengan sistem pemerintahan negara," lanjutnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Minibus Wisatawan China Tabrak Pohon di Bali, 5 Orang Tewas"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads