SAPA BALI 2025: Wujudkan Pariwisata Bali Bebas Tar

SAPA BALI 2025: Wujudkan Pariwisata Bali Bebas Tar

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Kamis, 02 Okt 2025 20:56 WIB
Sarasehan untuk Pariwisata dan Bali Bebas Tar yang diselenggarakan Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) yang diselenggarakan di Denpasar pada Rabu (2/10/2025).
Sarasehan untuk Pariwisata dan Bali Bebas Tar yang diselenggarakan Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) yang diselenggarakan di Denpasar pada Rabu (2/10/2025). (Foto: Rizki Setyo/detikBali)
Denpasar -

Pariwisata Bali pada 2025 terus menunjukkan tren positif. Kunjungan wisatawan meningkat, tingkat hunian hotel stabil, dan pertumbuhan ekonomi daerah menandakan kebangkitan pariwisata yang lebih matang.

Tantangan berikutnya adalah memastikan pengalaman wisata yang nyaman, bersih, dan modern, termasuk mewujudkan pariwisata bebas asap.

Meski masih banyak pelaku wisata yang menjadi konsumen produk tembakau, asap rokok berpotensi mengganggu kenyamanan wisatawan. Karena itu, pendekatan pengurangan risiko atau harm reduction dianggap relevan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pendekatan ini menekankan penyediaan informasi akurat bagi perokok dewasa tentang opsi produk alternatif yang berisiko lebih rendah, dengan tetap memperhatikan regulasi daerah wisata.

ADVERTISEMENT

Isu ini menjadi fokus dalam SAPA BALI 2025: Sarasehan untuk Pariwisata dan Bali Bebas Tar yang digelar Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) di Denpasar, Rabu (2/10/2025). Forum ini mempertemukan kalangan akademisi, industri pariwisata, dan pembuat kebijakan untuk merumuskan langkah efektif yang bisa langsung diterapkan di lapangan.

Pariwisata dan Harmoni Lingkungan

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Undiknas Bali, Ida Bagus Raka Suardana, menegaskan perekonomian Bali sangat bergantung pada pariwisata yang menyumbang lebih dari separuh PDRB dengan multiplier effect besar. Karena itu, kualitas lingkungan menjadi kunci pertumbuhan berkelanjutan.

"Kebiasaan merokok memang masih kuat di Bali, namun udara Bali idealnya bebas dari racun dan asap tar. Nilai Tri Hita Karana mengajarkan kita menjaga harmoni manusia, alam, dan budaya, termasuk dengan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Pendekatan harm reduction melalui opsi nikotin berisiko lebih rendah tanpa pembakaran dan tar dapat menjadi alternatif transisi, dengan kampanye tidak menggunakan rokok konvensional di ruang tertutup dan akomodasi yang diperkuat agar dipahami wisatawan. Yang dicari wisatawan bukan hanya keindahan, tetapi juga pengalaman bersih, nyaman, dan membuat mereka ingin kembali," ujar Raka.

Standar Hotel dan Wisata Bebas Asap

Direktur Eksekutif BPD PHRI Bali, Ida Bagus Purwa Sidemen, menyebut sektor perhotelan telah menerapkan standar usaha berbasis risiko dan sertifikasi kesiapsiagaan bencana. Namun, baru sekitar 20 persen hotel bergabung dalam asosiasi PHRI.

Ia menambahkan, banyak hotel kini menjalankan kebijakan bebas asap rokok yang lebih disukai tamu, khususnya keluarga. Beberapa hotel bahkan melarang karyawan merokok di area hotel. Menurutnya, informasi soal produk alternatif tanpa asap dan tar bisa menjadi pilihan, asalkan disertai sosialisasi berbasis sains.

"Fokus kami adalah menghadirkan pengalaman menginap yang lebih nyaman dan sehat, sehingga standar layanan perhotelan Bali dapat terus meningkat," kata Purwa.

Sosialisasi Hidup Sehat

Anggota Komisi IX DPR RI, Tutik Kusuma Wardhani, menekankan pentingnya sosialisasi perilaku hidup sehat, terutama di pedesaan yang angka perokoknya masih tinggi.

Ia menyebut edukasi aktivitas fisik, pola makan seimbang, serta pengurangan gula, garam, dan lemak perlu terus digencarkan untuk menekan faktor risiko penyakit.

"Tidak ada yang bercita-cita sakit, namun bila perilaku tidak sehat tidak berubah, beban pembiayaan BPJS bisa membengkak. DPR terus mengatur agar pembiayaan tetap terkendali, karena jika derajat kesehatan masyarakat membaik maka beban biaya pengobatan akan menurun, sehingga ruang fiskal APBN bisa lebih besar dialokasikan ke daerah, termasuk Bali, untuk peningkatan layanan publik," jelas politikus Partai Demokrat itu.

Kolaborasi untuk Bali Bebas Asap

Forum ini mendorong kolaborasi antara industri, komunitas kesehatan, dan kampus di Bali untuk mengukur dampak melalui survei kepuasan tamu dan audit kualitas udara di destinasi wisata. Hasilnya diharapkan menjadi rujukan bagi daerah lain, sekaligus menjaga citra Bali sebagai destinasi berkelas dunia yang berwawasan lingkungan.

Forum juga menekankan perlunya menghadirkan pilihan bebas asap bagi perokok dewasa tanpa mengurangi kenyamanan wisatawan lain. Dengan kolaborasi yang tepat, Bali bebas asap dapat menjadi standar baru pariwisata kelas dunia.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads