Muhammad Daud (27), pria asal Desa Sakuru, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) diseret dan dipukul anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Imbas dari pemukulan itu, keluarga pendemo dan warga Sakuru bereaksi dengan memblokir jalan raya.
Daud diseret dan dipukul oleh sejumlah anggota Satpol PP, saat menggelar demonstrasi di depan kantor Camat Monta, pada Jumat (12/9/2025).
"Kejadiannya sebelum salat Jumatan tadi," ucap Abdul Gani, seorang saksi kepada detikBali, Jumat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gani menjelaskan demo sejumlah pemuda yang tergabung dalam Serikat Pemuda Monta itu menuntut beberapa hal. Seperti desakan evaluasi kinerja Plt Camat Monta, transparansi kegiatan pelaksanaan laporan anggaran triwulan Kecamatan Monta, serta evaluasi sistem akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah Kecamatan Monta.
"Jika tak bisa dipertanggungjawabkan, pendemo mendesak agar Plt Camat Monta mundur," ungkapnya.
Namun, saat demo berlangsung, beberapa anggota Satpol PP yang bertugas di Pemerintah Kecamatan Monta melarang Daud, selaku koordinator lapangan (korlap) demo untuk berorasi dan menyampaikan tuntutan.
"Selain itu, Daud juga diseret keluar dari Kantor Camat oleh Satpol PP dan pas di depan kantor camat dipukul," jelasnya.
Imbas pemukulan itu, Daud mengalami luka lebam di wajahnya. Persoalan itu telah diadukan ke Polsek Monta untuk diproses hukum lebih lanjut.
"Sudah dilaporkan ke polisi," imbuh Gani.
Tak terima perlakuan Satpol PP, keluarga pendemo dan warga memblokade jalan lintas Parado-Tente dan sebaliknya di Desa Sakuru. Kepala Desa (Kades) Sakuru, M Suharto, membenarkan aksi blokade jalan itu.
"Iya betul, masih berlangsung dan sedang kami upayakan negosiasi untuk membuka jalan ini," tutur Suharto.
"Penyebab awalnya belum tahu. Namun, infonya imbas demo di kantor Camat Monta tadi," imbuh dia.
(hsa/hsa)