Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Indonesia-Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) Yonif 741/GN Motamasin mengamankan dua mobil Toyota Rush di Jalan Lintas Batas Malaka, Kecamatan Kobalima Timur, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dua mobil bercat hitam itu diduga hendak diselundupkan ke Timor Leste.
"Anggota kami meyakini itu adalah kasus penyelundupan, maka barang buktinya langsung kami tahan," ujar Komandan Korem (Danrem) 161/Wira Sakti Kupang, Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes, Selasa (21/1/2025).
Nunes menjelaskan dua mobil berpelat nomor B 1911 HOW dan B 1760 HOT itu diamankan pada Senin (30/12/2024). Sejumlah prajurit TNI di perbatasan itu lantas mengecek dua kendaraan tersebut sebelum diamankan ke Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motamasin, Kabupaten Malaka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Nunes, anggota TNI di sana lantas menghubungi eksportir dua mobil itu guna melakukan otentikasi kendaraan. TNI kemudian menghubungi pemilik mobil itu, Jakob Egral Kasihung, untuk menanyakan tujuan mobil itu dikirim.
Kepada TNI, Jakob mengaku hendak mengekspor mobil itu ke Timor Leste. Namun, Nunes berujar, keterangan Jakob berubah-ubah.
Pada Sabtu (4/1/2024), TNI kembali memanggil eksportir tersebut agar membawa dokumen kelengkapan dua mobil tersebut. Saat dicek, pelat nomor kedua mobil itu ternyata tak sesuai dengan data-data yang tertera dalam Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).
"Kendaraan yang akan dikirim ke Timor Leste rencananya dihibahkan kepada saudarinya untuk digunakan di perusahaan di Timor Leste," ungkap Nunes.
Menurut Nunes, Jakob membeli kedua mobil itu secara kontan seharga Rp 277 juta. "Memang modusnya itu ekspor, tapi dua mobil tersebut tidak disertai dengan dokumen yang lengkap dan menggunakan pelat nomor palsu," imbuhnya.
Nunes menegaskan TNI sudah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mencegah penyelundupan di sepanjang perbatasan RI-RDTL. Mulai dari Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Belu, hingga Malaka.
"Karena potensi yang menjadi faktor penyebab terjadinya penyelundupan kendaraan dari Indonesia dikarenakan harganya lebih terjangkau. Kalau dijual ke Timor Leste harganya lebih mahal," pungkas Nunes.
(iws/iws)