Balada Si Joni: Panjat Tiang Bendera Dahulu, Jadi Tentara Kemudian

Round Up

Balada Si Joni: Panjat Tiang Bendera Dahulu, Jadi Tentara Kemudian

Tim detikBali - detikBali
Jumat, 10 Jan 2025 09:18 WIB
Kolase fotoΒ Johanes Andekala alias Joni saat bertemu Presiden JokowiΒ (kiri). Joni ditemani mamanya, Lorenza Kaili, saat upacara kelulusan Pendidikan Pertama Bintara TNI AD TA 2024 di Rindam IX/Udayana, Tabanan, Bali. (kanan). (Foto: Istimewa/detikBali)
Kolase fotoΒ Johanes Andekala alias Joni saat bertemu Presiden JokowiΒ (kiri). Joni ditemani mamanya, Lorenza Kaili, saat upacara kelulusan Pendidikan Pertama Bintara TNI AD TA 2024 di Rindam IX/Udayana, Tabanan, Bali. (kanan). (Foto: Istimewa/detikBali)
Tabanan -

Johanes Andekala alias Joni tak pernah menyangka bisa menyelesaikan Pendidikan Bintara TNI Angkatan Darat (AD) Tahun Angkatan (TA) 2024 di Resimen Induk Daerah Militer (Rindam) IX/Udayana, Tabanan, Bali. Pria yang sempat viral setelah memanjat tiang bendera saat upacara HUT ke-73 RI di Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), itu lulus bersama 217 bintara lainnya.

"Saya merasa sangat senang sekali berpendidikan di Kodam IX/Udayana. Saya melaksanakan pendidikan dari awal hingga berakhir semuanya dengan lancar," kata Joni kepada detikBali saat ditemui di Rindam Udayana, Kamis (9/1/2025).

Joni menjadi sorotan publik berkat aksi heroiknya menaiki tiang bendera saat momen upacara 17 Agustus 2018. Kala itu, Joni cilik memanjat tiang bendera untuk membetulkan tali agar Merah Putih dapat berkibar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Video saat Joni memanjat tiang bendera itu sempat viral di media sosial. Bahkan, aksi heroik tersebut membuat Joni yang saat itu masih duduk di bangku SMP diundang oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk berbincang-bincang di Istana Negara. Sejak berjumpa Jokowi itulah, Joni mengutarakan keinginannya untuk menjadi tentara.

Tujuh tahun berselang, Joni mewujudkan mimpinya. Ia mengikuti upacara kelulusan Bintara TNI AD di Rindam Udayana ditemani mamanya, Lorenza Kaili. Joni senang bisa lulus dan membuat bangga keluarga tercintanya yang datang saat upacara penutupan Pendidikan Pertama Bintara TNI AD.

ADVERTISEMENT

"Saya merasa sangat senang sekali karena sudah masuk TNI AD. Saya bisa membanggakan mama dan almarhum bapak serta keluarga besar saya," ungkap pemuda asal Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Belu, NTT, itu.

Tempuh Pendidikan Bintara TNI AD 3,5 Bulan

Yohanes Gama Marchal Lau alias Joni si pemanjat tiang bendera ditemani mamanya, Lorenza Kaili, saat upacara kelulusan Pendidikan Pertama Bintara TNI AD TA 2024 di Rindam IX/Udayana, Tabanan, Bali, Kamis (9/1/2025).Yohanes Gama Marchal Lau alias Joni si pemanjat tiang bendera ditemani mamanya, Lorenza Kaili, saat upacara kelulusan Pendidikan Pertama Bintara TNI AD TA 2024 di Rindam IX/Udayana, Tabanan, Bali, Kamis (9/1/2025).

Joni berhasil lulus setelah menempuh pendidikan Bintara TNI AD selama 15 minggu atau selama 3,5 bulan di Rindam Udayana. Ia pun mendapatkan banyak pelajaran selama pelajaran menjadi Bintara TNI AD.

Meski begitu, Joni menyadari proses yang dilewati untuk menjadi tentara juga berat. Ia sempat tidak lulus lantaran tinggi badannya yang kurang saat mengikuti seleksi di Komando Resor Militer (Korem) 161/Wirasatya, Kupang. Namun, sikap pantang menyerahnya membuat TNI AD memberikan kesempatan kepada Joni.

Sebelum lulus seleksi bintara, Joni tidak henti-hentinya berjuang dan melatih mentalnya sebagai prajurit sejak 2020. Niatnya menjadi tentara muncul dari pengalaman hidupnya yang tinggal di dekat perbatasan Indonesia-Timor Leste. Di sana, ia kerap melihat TNI yang berjaga.

Pemuda lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Atambua itu kembali mendapatkan kesempatan untuk mengikuti seleksi. Walhasil, dia lulus hingga mengikuti pendidikan pertama Bintara di Rindam IX/Udayana pada 2024.

"Harapan saya, sekarang saya sudah menjadi tentara dan saya ingin mengabdikan diri pada tanah air tercinta. Saya siap," terang anak kesembilan dari pasangan suami istri (pasutri) Vitorino Paik Marson (alm) dan Lorenza Kaili itu.

Ibunda Joni, Lorenza Kaili, mengungkapkan anaknya sudah berhasil membuktikan diri sebagai prajurit. Ia tetap meminta anaknya tetap fokus dan berjuang sebaik-baiknya. "Saya senang dan bangga, semoga dia bisa terus berjuang," ucap Lorenza.

Jaga Kedaulatan NKRI

Pangdam IX/Udayana, Mayjen Muhammad Zamroni, mengatakan para siswa bintara yang lulus akan melanjutkan pendidikannya di masing-masing cabang sesuai kemampuannya selama 1,5 bulan. "Ada infanteri, kavaleri, artileri, zeni," ujar Zamroni pada sela-sela upacara penutupan Pendidikan Pertama Bintara TNI AD TA 2024 di Rindam IX/Udayana, Kamis.

Zamroni berharap prajurit bintara yang baru bergabung bisa berjuang dan menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurutnya, Bintara TNI AD ini sudah mendapat bekal pendidikan dasar militer dan rela berkorban demi negara.

"Saya sampaikan tadi, jangan mau mati. Bagaimana caranya? Tingkatkan kemampuan profesionalisme. Jadilah prajurit sejati, yaitu prajurit yang memiliki tiga aspek, tanggap, tanggon, dan trengginas," ujar jenderal TNI AD berpangkat bintang dua itu.

Zamroni mengeklaim penerus pasukan TNI AD secara dasar sudah memiliki intelektual, kecerdasan, dan kepribadian sesuai dengan jiwa prajurit. Bahkan, sudah menjadi kecintaan masyarakat dengan jasmani kesamaptaan yang prima.

"Tiga komponen itu yang dibentuk selama 15 minggu di tempat ini untuk menjadikan mereka prajurit tanggap," terang mantan Komandan Pusat Kesenjataan Kavaleri (Danpussenkav) TNI AD itu.

Zamroni berharap bintara yang baru dilantik bisa menjaga identitas dan jati dirinya sebagai prajurit yang memiliki profesionalisme, prajurit rakyat, dan prajurit pejuang. "Walaupun mereka secara dasar dibentuk di Bali, Kodam IX/Udayana, tetapi penetapan (setelah kecabangan) mereka ditempatkan di seluruh Indonesia," ungkapnya.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads