Korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang dosen penyuka sesama jenis atau gay di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), LR (28), terus bertambah. Saat ini, jumlah korban yang teridentifikasi telah mencapai 15 orang mahasiswa.
Perwakilan dari Koalisi Stop Kekerasan Seksual NTB, Joko Jumadi, mengonfirmasi sebelumnya ada 12 korban yang melaporkan kasus ini. Namun, jumlah korban telah bertambah menjadi 15 orang.
"Yang sudah fix di saya ada 15. Jelas namanya, kejadiannya kapan. Keterangan saya di kepolisian juga 15 korban," kata Joko pada Kamis (16/1/2025) di Mataram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim investigasi dari koalisi ini menemukan bahwa dosen yang mengajar di beberapa perguruan tinggi itu melakukan pelecehan seksual di lingkungan kampus. Modus operandi yang digunakan LR diduga termasuk menggunakan dalih ritual 'mandi suci' dan 'transfer ilmu', serta mengutip ayat-ayat suci untuk mendekati korban.
"Ada relasi kuasa di kampus," ungkap Joko, yang juga seorang akademisi dari Universitas Mataram (Unram).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pelecehan seksual ini terjadi antara Agustus hingga September 2024. Selain menggunakan dalih ritual 'zikir zakar', LR juga diduga melakukan pelecehan fisik seperti memegang dan memainkan kemaluan korban.
Namun, isu terkait keterlibatan LR dalam jaringan gay masih bersifat spekulatif dan belum terbukti secara hukum. "Isu ini belum ada bukti (konkret)," tambah Joko.
Sebelumnya, Dirreskrimum Polda NTB Kombes Syarif Hidayat mengatakan penyidik masih mengumpulkan keterangan dari para korban yang melaporkan dugaan pelecehan seksual ini. Polisi juga tengah mencari motif dari LR dalam melakukan perbuatan menyimpang ini.
"Masih didalami," ujar Syarif, Jumat (3/1).
Syarif menambahkan penyidik juga telah meminta bantuan dari ahli psikologi untuk mengevaluasi kondisi korban yang terlibat.
"Sampai sekarang kami terus mendalami keterangan saksi termasuk dengan ahli psikologi terhadap korban dan pelaku," jelasnya.
Adapun, LR telah dilaporkan kepada polisi atas tuduhan pelecehan seksual terhadap puluhan korban, termasuk mahasiswa dan alumni. Modus operandi yang digunakan oleh LR mencakup dalih-dalih seperti ritual 'mandi suci' dan 'transfer ilmu', serta penggunaan ayat-ayat suci untuk mendekati korban.
Selain itu, LR juga diduga melakukan aksi pelecehan dengan modus 'zikir zakar', yang merupakan upaya untuk melecehkan korban melalui ritual tersebut.
(dpw/dpw)