Pasca-Rezim Assad, Kuburan Massal dan Gudang Berisi Mayat Terungkap di Damaskus

Internasional

Pasca-Rezim Assad, Kuburan Massal dan Gudang Berisi Mayat Terungkap di Damaskus

Aried Ikshanudin - detikBali
Kamis, 19 Des 2024 08:38 WIB
A drone view shows the site of a mass grave from the rule of Syrias Bashar al-Assad, according to residents, after the ousting of al-Assad, in Najha, Syria, December 17, 2024. REUTERS/Ammar Awad
Penampakan Diduga Kuburan Massal Korban Kekejaman Rezim Assad. (Foto: REUTERS/Ammar Awad)
Denpasar -

Tim relawan White Helmets menemukan sejumlah mayat tak dikenal di sebuah gudang obat di pinggiran kota Damaskus. Penemuan ini terjadi 10 hari setelah Presiden Bashar al-Assad digulingkan dari jabatannya.

Gudang tersebut terletak sekitar 50 meter dari makam Sayyida Zeinab, situs suci umat Muslim Syiah. Pejabat White Helmets, Ammar al-Salmo, mengungkapkan pihaknya menerima laporan terkait keberadaan mayat, tulang belulang, dan bau busuk di lokasi tersebut.

"Kami menemukan ruang berpendingin berisi mayat-mayat yang membusuk. Beberapa dari mereka tampaknya telah meninggal lebih dari satu setengah tahun lalu," kata Salmo, dilansir dari detikNews, Kamis (19/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga menjelaskan adanya tulang-tulang manusia yang berserakan di tanah, dengan perkiraan total korban mencapai 20 orang. Selain itu, beberapa kantong mayat ditemukan dengan tulisan 'Aleppo-Hraytan' dan nomor identifikasi.

Tim relawan terlihat menggunakan seragam putih saat memindahkan mayat-mayat tersebut ke dalam kantong hitam sebelum membawanya dengan truk. Sampel DNA dari jenazah juga telah diambil untuk mengidentifikasi korban dan mencari keluarganya.

Daerah pinggiran Sayyida Zeinab sebelumnya menjadi basis kelompok pro-Iran, termasuk militan Hizbullah Lebanon, sebelum pemberontak merebut Damaskus pada 8 Desember lalu.

Penemuan ini menambah daftar panjang kuburan massal yang ditemukan sejak kejatuhan Assad. Konflik berkepanjangan di Suriah telah merenggut lebih dari 500.000 jiwa dan menyebabkan ribuan orang hilang.

Pemantau Syrian Observatory for Human Rights mencatat lebih dari 100.000 orang tewas di penjara akibat penyiksaan sejak perang dimulai pada 2011.




(dpw/dpw)

Hide Ads