Perseteruan China dan Taiwan Kian Panas

Perseteruan China dan Taiwan Kian Panas

Novi Cristiastuti - detikBali
Jumat, 13 Des 2024 09:49 WIB
A jet fighter takes off from Chinas Shandong aircraft carrier, south of Okinawa prefecture, Japan, in this handout released by the Joint Staff Office of the Defense Ministry of Japan April 10, 2023. Joint Staff Office of the Defense Ministry of Japan/HANDOUT via REUTERS
Ilustrasi jet tempur terlihat lepas landas dari kapal induk China. (Foto: Joint Staff Office of the Defense Ministry of Japan/HANDOUT via REUTERS)
Denpasar -

Perseteruan antara China dengan Taiwan saat ini masuk dalam kondisi paling panas. Taiwan mendeteksi sedikitnya 16 kapal perang China berlayar di perairan sekitar Taiwan dalam waktu 24 jam terakhir.

Dilansir dari detikNews, Jumat (13/12/2024), tahun ini Beijing semakin meningkatkan tekanan militer terhadap Taipei. Namun, jumlah yang saat ini tercatat merupakan angka tertinggi untuk pengerahan kapal perang China ke sekitar Taiwan sepanjang tahun ini.

Kementerian Pertahanan Taiwan merilis data penghitungan harian yang menyebut 16 kapal perang China itu dikerahkan bersama 34 pesawat militer Beijing ke area dekat Taiwan dalam waktu 24 jam hingga Kamis (12/12) pagi, sekitar pukul 06.00 waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan terbaru itu dirilis sehari setelah otoritas Taipei mendeteksi keberadaan 53 pesawat militer dan 19 kapal militer China di dekat wilayah udara dan perairannya dalam waktu 24 jam terakhir, atau hingga Rabu (11/12) pagi sekitar pukul 06.00 waktu setempat.

Otoritas Taiwan menyebut China mengger latihan maritim di pulau-pulau yang ada di sebelah selatan Jepang hingga Laut China Selatan. Latihan tersebut merupakan latihan terbesar selama bertahun-tahun.

ADVERTISEMENT

Sekitar 90 kapal perang dan kapal penjaga pantai China, menurut seorang pejabat keamanan Taiwan pada Rabu (11/12), terlibat dalam latihan maritim yang mencakup simulasi serangan terhadap kapal asing dan latihan blokade rute laut.

Belum ada pengumuman dari militer Beijing atau media pemerintah China mengenai peningkatan aktivitas militer di Laut China Timur, Selat Taiwan, Laut China Selatan atau Samudra Pasifik Barat.

Namun, kunjungan Presiden Taiwan Lai Ching-te ke kawasan Pasifik baru-baru ini, yang mencakup dua persinggahan di Guam dan Hawaii yang merupakan wilayah Amerika Serikat (AS), telah memicu kemarahan Beijing.

China Rencanakan Operasi Sejak Oktober 2023

Menurut pejabat keamanan Taiwan, yang enggan disebut namanya, China mulai merencanakan operasi maritim besar-besaran sejak Oktober lalu. China ingin menunjukkan mereka bisa mencengkeram Taipei dan menarik "garis merah" menjelang pemerintahan AS selanjutnya di bawah Donald Trump.

Latihan maritim Beijing itu, sebut pejabat keamanan Taipei, tergolong "jauh lebih besar" dibandingkan respons maritim negara itu terhadap kunjungan mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan tahun 2022 lalu.

Kementerian Luar Negeri Taiwan, dalam pernyataan pada Rabu (11/12), mengatakan bahwa peningkatan aktivitas militer China di sekitar wilayahnya membuktikan Beijing memang "pembuat onar."

Namun Kementerian Luar Negeri China, yang juru bicaranya tidak membenarkan atau menyangkal laporan soal latihan maritim besar-besaran, balik menyalahkan Taiwan.

Selama beberapa tahun terakhir, Taipei terus-menerus berada di bawah ancaman invasi Beijing, yang telah menegaskan tidak akan mengesampingkan penggunaan kekerasan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads