Kejatuhan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad ke tangan pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) mengubah dinamika geopolitik di Timur Tengah. Amerika Serikat (AS) mulai meningkatkan kehadirannya di kawasan, sementara Rusia menarik mundur kekuatan militernya dari Suriah.
Pasukan Oposisi Kuasai Suriah
Dilansir dari detikNews, Rabu (11/12/2024), rezim Assad tumbang setelah pasukan oposisi yang dipimpin HTS, mantan afiliasi Al-Qaeda, merebut Damaskus pada Minggu (8/12). Assad dilaporkan melarikan diri ke Rusia dan menerima suaka kemanusiaan. Kini, oposisi menguasai ibu kota dan beberapa kota strategis lainnya, menggeser kendali dari tangan rezim Assad.
AS Tingkatkan Kehadiran Militer
Di tengah meningkatnya ketegangan, kapal induk AS, USS Harry S Truman, bergerak menuju Timur Tengah dan diperkirakan tiba pada akhir pekan ini. Pejabat anonim kepada Al Arabiya, Rabu (11/12), menyebut langkah ini dilakukan menyusul situasi tidak menentu di Suriah dan konflik regional lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengerahan USS Harry S Truman terjadi setelah penarikan kapal induk USS Abraham Lincoln dari kawasan bulan lalu. Meski demikian, Pentagon menegaskan kemampuan militernya tetap cukup untuk menghadapi ancaman di kawasan Timur Tengah.
Rusia Tarik Kekuatan dari Suriah
Citra satelit menunjukkan kapal-kapal Angkatan Laut Rusia telah meninggalkan pangkalan mereka di Tartous antara 6-9 Desember. Beberapa kapal, termasuk frigate bersenjata rudal, terlihat berada di perairan lepas pantai Suriah, sekitar 13 kilometer dari Tartous.
Analis menyebut langkah ini dilakukan untuk alasan keamanan setelah tumbangnya rezim Assad. Kementerian Pertahanan Rusia belum memberikan pernyataan resmi terkait hal ini.
Ketegangan di Timur Tengah Meningkat
Selain perubahan di Suriah, kawasan Timur Tengah juga terus dilanda konflik, termasuk perang Gaza antara Israel dan Hamas, serta ketegangan antara Tel Aviv dan Hizbullah di Lebanon. Meski ada gencatan senjata, situasi tetap rapuh.
Langkah AS dan Rusia di Timur Tengah mencerminkan perubahan strategi besar dalam menghadapi situasi regional yang kian kompleks setelah kejatuhan rezim Assad.
(dpw/dpw)