Pembakaran Kekasih Seusai Coblos-Dugaan Pemerkosaan Mahasiswi oleh Pria Tunadaksa

Nusra Sepekan

Pembakaran Kekasih Seusai Coblos-Dugaan Pemerkosaan Mahasiswi oleh Pria Tunadaksa

Tim detikBali - detikBali
Minggu, 01 Des 2024 12:49 WIB
Police line tape. Crime scene investigation. Forensic science.
Ilustrasi garis polisi. (Foto: Getty Images/D-Keine)
Kupang -

Pencoblosan Pilkada 2024, 27 November lalu sempat dibuat heboh dengan dua peristiwa kriminal. Pria di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) membakar kekasihnya setelah pulang nyoblos, sementara di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), ketua KPPS dibacok.

Dua berita itu mendapat sorotan cukup banyak dalam sepekan terakhir. Pria yang membakar kekasihnya itu ditetapkan sebagai tersangka, dan pembacok ketua KPPS di Bima juga sudah ditangkap.

Ada juga berita terkait kejadian nahas tujuh pekerja migran Indonesia (PMI) asal Lombok yang tewas kecelakaan di Serawak, Malaysia. Mereka celaka karena menghindari razia polisi di Negeri Jiran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kabar yang tak kalah menghebohkan adalah seorang pria di Mataram dijadikan tersangka pemerkosaan. Pria disabilitas tanpa dua tangan itu dituding memerkosa mahasiswi.

Berikut rangkuman berita terpopuler sepekan dari NTB dan NTT yang kami rangkum dalam 'Nusra Sepekan'.

ADVERTISEMENT

PMI Ilegal Tewas Kecelakaan di Malaysia

Nasib tragis dialami tujuh pekerja migran Indonesia (PMI) asal Lombok, NTB. Mereka tewas setelah terlibat kecelakaan maut di Serawak, Malaysia.

Kecelakaan maut yang merenggut nyawa pada pekerja itu terjadi pada Kamis (21/11) lalu. Mobil yang mereka tumpangi berusaha menghindari razia polisi dan bertabrakan dengan mobil lain.

Kepala Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Provinsi NTB Noerman Adhiguna mengatakan Tujuh PMI menghindari razia polisi setempat karena tidak memiliki kelengkapan dokumen untuk bekerja di Malaysia. Ia menduga tujuh PMI tersebut masuk ke Negeri Jiran secara ilegal.

"Ada yang tidak lengkap. Putar balik, lalu menabrak. Apakah meninggal di tempat atau sempat dilarikan ke rumah sakit, untuk lengkapnya kami masih koordinasi dengan perwakilan di sana," ujar Adiguna, Minggu (25/11).

Belakangan diketahui, mereka berangkat ke sana dengan berutang di kampung. Agen yang memberangkatkan mereka pun sempat meminta uang untuk proses pemulangan jenazah.

BP3MI kemudian berkoordinasi dengan KJRI, pemerintah daerah, termasuk aparat desa setempat untuk memulangkan jenazah mereka. Pemulangan dilakukan secara bertahap.

Hingga saat ini, lima dari tujuh jenazah sudah dipulangkan ke kampung halaman mereka di Lombok. Dua lainnya masih proses pemberkasan dokumen, menanti untuk dipulangkan.

Berikut identitas tujuh PMI yang tewas tersebut:

  1. Masirah (50) asal Montong Bacek, Kabupaten Lombok Timur.
  2. Sarapudin (49) asal Dusun Lendang Kekah, Kabupaten Lombok Tengah.
  3. Agus Muliadi (40) asal Dusun Lendang Kekah, Kabupaten Lombok Tengah.
  4. Suandi Putra Kedaro (25) asal Kendaro, Kabupaten Lombok Tengah.
  5. Jumahir (45) asal Dusun Kemalik Jaran, Kabupaten Lombok Timur.
  6. Rumintang (16) asal Kabupaten Lombok Timur.
  7. Ridoan (44) asal Desa Lendang Garuda, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.

Mahasiswa Asal Flores Timur Tewas dalam Kos di Kupang


Leonardus Lepa Kwure, seorang mahasiswa asal Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, NTT, ditemukan tewas di dalam kamar kos milik temannya. Peristiwa itu terjadi di Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang Tengah, sekitar pukul 13.00 Wita, Senin (25/11/2024).

"Saat itu seorang temannya hendak memberinya makanan, pas dibangunkan, ternyata sudah dalam keadaan kaku di atas kasus," ungkap pemilik kos, Stefanus Sene, Senin malam.

Stefanus menjelaskan mahasiswa semester 3 pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Unwira Kupang itu selama ini tinggal di kos yang berjarak sekitar 500 meter dari lokasi kejadian. Namun, pada Minggu (25/11/2024) sore, Leonardus bersama sejumlah mahasiswa asal Flores Timur pergi mengambil bantuan sembako di Bundaran Tirosa, Kota Kupang.

"Sebelum ke sana dia bersama sejumlah temannya sempat pesta minuman keras (miras) jenis moke," jelas Stefanus

Setelah mengambil sembako, mereka kembali pulang. Namun, Leonardus memilih menginap di kos milik Stefanus bersama temannya.

"Jadi setelah itu mereka tidur, tapi saya tidak tahu persis jam berapa itu," beber Stefanus.

Leonardus, Stefanus berujar, sering beraktivitas sebagai buruh bangunan di Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang seusai pulang kuliah untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sebab, orang tuanya terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.

"Dia selama ini jadi buruh banguan untuk menghidupi dirinya karena kebetulan dia pun orang tua di kampung terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki," terang Stefanus.

Menurut Stefanus, informasi dari keluarganya menyebutkan selama ini Leonardus mengidap penyakit hernia. Namun, Stefanus tidak mengetahui lebih lanjut sejak kapan pria berusia 25 tahun itu menderita penyakitnya.

"Makanya tadi kami langsung laporkan ke Polsek Kupang Tengah untuk datang olah TKP. Kemudian jenazahnya sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara (RSB) Titus Uly Kupang untuk pemeriksaan lanjutan," pungkas Stefanus.

Pria Bakar Kekasih Seusai Nyoblos

Nestapa dialami perempuan bernama Mbatti Mbana di Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, NTT. Ia terlibat cekcok lalu dibakar oleh kekasihnya, Gabriel Sengkoen.

Peristiwa itu terjadi pada Rabu (27/11/2024) siang. Gabriel dan Mbatti terlibat cekcok setelah pulang dari tempat pemungutan suara (TPS).

Pria berusia 34 tahun itu lalu mengguyur tubuh kekasihnya dengan minyak tanah dan membakarnya seusai pencoblosan Pilkada 2024.

"Seorang pria membakar pasangannya menggunakan minyak tanah setelah pencoblosan kemarin," ungkap Kapolresta Kupang Kota, Kombes Aldinan Manurung, Kamis (28/11/2024).

Pasangan yang belum menikah dan tinggal serumah alias kumpul kebo itu awalnya bertengkar seusai mereka pulang dari TPS. Gabriel yang tersulut emosi lantas mengambil minyak tanah dalam botol dan langsung membakar Mbatti.

Perkelahian keduanya sempat didengar oleh tetangga mereka. Warga lantas mendatangi rumah itu setelah mendengar teriakan Mbatti. Mereka bergegas mengevakuasi perempuan berusia 44 tahun itu rumah sakit.

Polisi kemudian bergerak menangkap Gabriel. Dia sempat berbelit-belit saat diinterogasi polisi.

Berdasarkan keterangan dari sejumlah saksi, terungkap Gabriel sudah berulang kali memukul Mbatti.

Menurut Aldinan, Gabriel dan Mbatti juga sering bertengkar. Ia menyebut motif Gabriel membakar kekasihnya seusai pencoblosan adalah karena cemburu.

"Motifnya karena cemburu. Kemudian, pelaku juga dalam keadaan mabuk minuman keras (miras) jenis sopi," imbuh Aldinan.

Lihat juga Video 'Bejat! Dukun di Lombok Barat Nyaris Perkosa Pasiennya yang Sakit Stroke':

[Gambas:Video 20detik]

Saksikan Live DetikPagi:

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya...

Ketua KPPS di Bima Dibacok

Seorang Ketua kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) bernama Aswadin (30) di Kabupaten Bima, NTB, dibacok saat pemungutan suara. Pelaku langsung ditangkap.

"Iya benar," ucap Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia, (Sosdiklih, Parmas dan SDM) KPU Kabupaten Bima, Rizal Mukhlis, Rabu (27/11/2024).

Rizal mengungkapkan korban Ketua KPPS di TPS 2 Desa Waduwani, Kecamatan Woha. Korban langsung dilarikan ke RS.

"Saat ini korban sudah dilarikan ke RSUD Bima. Dan kasusnya sedang ditangani oleh Polsek Woha," ujarnya.

Polisi pun langsung memburu pelaku. Belakangan diketahui pelaku berinisial AR.

"Pelaku pembacokan Ketua KPPS 02 Desa Waduwani sudah ditangkap," kata Kasat Reskrim Polres Bima Iptu Abdul Malik kepada detikBali, Rabu, (27/11/2024).

AR (32) merupakan warga Desa Waduwani, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima. Dia satu desa dengan Aswadin. "Antara pelaku dengan korban sama-sama satu Desa," katanya.

Polisi, Bawaslu, dan KPU memastikan motif AR membacok Aswadin bukan karena masalah Pilkada 2024. Itu murni masalah pribadi.

Pria Disabilitas Tersangka Pemerkosaan

IWAS alias Agus (21), seorang pemuda penyandang disabilitas tunadaksa yang tak memiliki dua lengan ditetapkan sebagai tersangka. Pria asal Kecamatan Selaparang, Mataram, itu dituduh memerkosa seorang mahasiswi berinisial MA.

Kepala Subdirektorat Remaja, Anak, dan Wanita (Renakta) IV Ditreskrimum Polda NTB AKBP Ni Made Pujewati mengatakan penetapan tersangka terhadap Agus didasari dua alat bukti dan keterangan dua saksi ahli.

"Ya sudah menjadi tersangka. Dalam perkara ini, satu orang korban," ujar Pujewati, Sabtu (30/11/2024).

Dirreskrimum Polda NTB Kombes Syarif Hidayat menjelaskan awal mula dugaan pemerkosaan yang dilakukan Agus. Pada 7 Oktober 2024 sekitar pukul 12.00 Wita, Agus mengajak korban ke salah satu homestay di Kota Mataram.

"Jadi berdasarkan fakta-fakta yang telah didapatkan dari proses penyidikan bahwa IWAS merupakan penyandang disabilitas secara fisik (tidak mempunyai kedua tangan). Tapi tidak ada hambatan untuk melakukan pelecehan seksual fisik terhadap korban," beber Syarif.

Syarif mengungkapkan modus tersangka melakukan pemerkosaan dengan dengan menggunakan kekuatan kedua kakinya.

"Jadi IWAS membuka kedua kaki korban dengan menggunakan kedua kaki tersangka," urai Syarif.

Dia menegaskan berdasarkan alat bukti dan keterangan lima saksi dari teman korban, penjaga homestay, saksi korban, terungkap pelaku melakukan pemerkosaan dengan tipu daya.

"Kami juga ambil keterangan saksi yang hampir mengalami peristiwa pidana yang dilakukan oleh tersangka. Inti daripada keterangan saksi-saksi mendukung hasil laporan korban," ujar Syarif.

Menurut Syarif, hasil visum terhadap korban juga menunjukkan adanya tindak kekerasan seksual. Demikian pula dari hasil pemeriksaan psikologi korban.

"Korban mengalami syok atau ketakutan yang timbul, yang mengira adanya kerja sama antara pelaku dengan penjaga homestay sehingga terpaksa menuruti kemauan pelaku," ujarnya.

Atas tuduhan pemerkosaan tersebut, Agus ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS). Hingga berita ini ditayangkan, Agus belum memberi tanggapan terkait penetapan dirinya sebagai tersangka.

Lihat juga Video 'Bejat! Dukun di Lombok Barat Nyaris Perkosa Pasiennya yang Sakit Stroke':

[Gambas:Video 20detik]

Saksikan Live DetikPagi:

Halaman 2 dari 2
(dpw/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads