"Dia (Junisius Bonbalan) lepas borgolnya tidak menggunakan kuncinya, padahal itu barang kan ada kuncinya. Jadi, dia minta gergaji besi dari warga di sekitar situ baru potong borgolnya," ujar ipar Aba, Nitanel Laome, saat ditemui detikBali di rumah duka, Kamis (12/9/2024).
Pria berusia 30 tahun itu menjelaskan saat Aba sudah dalam keadaan meninggal, kedua tangannya masih diborgol. Kejadiannya Rabu dini hari, 11 September lalu, sekitar pukul 03.00 Wita.
"Matahari sudah hampir terbit juga, jenazahnya masih berada di bawah tiang dan Pak Jun juga masih menjaga di situ," jelas Nitanel didampingi sejumlah keluarga Aba.
Menurut Nitanel, selain Junisius, saat kejadian pun seorang Babinsa Serka Albert Frans Tanone juga hadir di pesta perayaan ulang tahun perak pernikahan tersebut.
"Malam itu ada satu polisi dan tentara juga hadir dan saat kejadiannya mereka masih ada. Setelah paginya baru datang satu polisi, namanya Pak Lalu," ungkapnya.
Wakapolres Kupang Kompol Ribka Hubertha Hangge mengungkapkan polisi masih melakukan penyelidikan terkait Junisius melepas borgol menggunakan gergaji besi. Menurut Ribka, para pelaku bersama Junisius pun sedang dinterogasi.
"Itu (melepas borgol menggunakan gergaji besi) semua akan jelas setelah sudah naik ke tahap penyidikan," kata Ribka, Jumat (13/9/2024).
Status Junisius, Ribka melanjutkan, saat ini masih diperiksa sebagai saksi. Sebab, Junisius yang pertama kali bertemu dengan Aba lalu memasang borgol setelah adanya perlawanan dari Aba.
"Untuk sementara masih diperiksa sebagai saksi juga karena beliau yang pertama kali bertemu dengan korban masalahnya," pungkas Ribka.
Polisi juga menangkap dua warga, Henderikus Sogen dan Monce Daniel Meruk, yang diduga menganiaya Abraham hingga tewas. Saat dianiaya dan disiksa, Aba sudah diborgol Junisius Bonbalan.
"Saat ini kami sudah amankan dua terlapor untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya," ujar Wakapolres Kupang Kompol Ribka Hubertha Hangge kepada detikBali, Jumat (13/9/2024).
(dpw/iws)