Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) Lantamal VII Kupang tengah menyelidiki dugaan keterlibatan tiga anggota Lantamal VII dalam kasus penganiayaan warga Kupang bernama Maksen Loinati (33) hingga tewas. Ketiga tentara tersebut berinsial J, A, dan AM.
Peristiwa penganiayaan itu terjadi di pos sekuriti terminal penumpang Pelabuhan Tenau, Kupang, pada Jumat (23/8/2024). "Setelah mendapat laporan dan informasi tersebut, kami dari Pomal Lantamal VII bergerak cepat untuk menindaklanjuti peristiwa dugaan penganiayaan tersebut yang diduga melibatkan oknum anggota TNI Angkatan Laut," beber Danpomal Lantamal VII Kupang Letkol Laut (PM) Catur Dono Wibowo dalam konferensi pers, Sabtu (24/8/2024).
Catur mengungkapkan peristiwa tersebut berawal karena adanya permasalahan keluarga yang dialami saudari terduga pelaku yang merupakan anggota Lantamal VII Kupang. Lantas, pelaku meminta bantuan rekan-rekannya sesama anggota TNI AL yang saat itu bertugas di pelabuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah bertemu anggota, korban dibawa ke pos sekuriti pelabuhan. Di situlah terjadi perbuatan penganiayaan. Sesuai instruksi dari pimpinan, kalau ada keterlibatan oknum TNI Angkatan Laut dalam penganiayaan, akan ditindak dengan tegas sesuai hukum yang berlaku," tegas Catur yang didampingi Asops Danlantamal VII Letkol Laut (P) Muchson Abadi, Asintel Danlantamal VII Letkol Laut (KH) M Yasin, serta Dantim Intel Lantamal VII Mayor Laut (KH) Budi Purwoto.
Terpisah, adik korban, Yohanes Loinati, mengungkapkan korban awalnya hendak mencari kerja di Jakarta. Dia tiba di Pelabuhan Laut Tenau untuk berangkat menggunakan kapal.
Yohanes mengaku tidak tahu awal mula permasalahan antara Maksen dengan para pelaku. Yohanes mendapat kabar ketika kakaknya sudah dianiaya.
"Sekitar pukul 12 siang, saya antar kakak ke Pelabuhan Tenau, karena kakak ingin ikut saudari di Jakarta untuk mencari kerja di sana. Setelah beli tiket, saya langsung pulang," ujar Yohanes.
"Saat saya dalam perjalanan pulang sampai di Jalan El Tari, sekitar jam 13.00, saya ditelepon oleh saudari di Jakarta, kakak telah ditangkap dan dipukul beberapa orang di pelabuhan," sambung Yohanes.
Maksen sempat dibawa ke rumah keluarga istrinya di Kelurahan Oesapa, Kota Kupang. Lantaran kondisinya makin kritis, korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit SK Lerik, Kota Kupang.
"Sekitar jam 5 sore, kami langsung ke rumah sakit. Namun, sampai di rumah sakit, ternyata kakak sudah meninggal," kata Yohanes.
Atas peristiwa tersebut, keluarga Maksen melaporkan kejadian itu ke Polresta Kupang Kota. Jenazah Maksen sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kupang untuk dilakukan autopsi.
"Polisi bawa ke RS Bhayangkara. Kami berharap polisi bisa segera menangkap para pelaku dan dihukum seberat-beratnya," tandas Yohanes.
(hsa/hsa)