Anggota Komisi III DPR RI Yakobus Jacki Uly mengungkapkan Polda Nusa Tenggara Timur (NTT), masih sangat kekurangan logistik, fasilitas penunjang, dan personel. Maka, Polda NTT sering mengalami kendala dalam penanganan kasus di sejumlah pulau dan daerah terpencil.
"Jadi sangat berat. Yang menjadi persoalan di Polda NTT ini adalah masalah personel dan logistik. Ini penting sekali," ujar Jacki seusai reses di Mapolda NTT, Rabu (24/7/2024).
Jacki mengatakan NTT memiliki banyak pulau. Karena itu, saat menjelang pemilu dan pilkada, Polda NTT banyak menemui kendala dalam menerjunkan personel untuk pengamanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mau mobilitas untuk memindahkan pasukan dan memetakan personel dalam melaksanakan pengamanan saat pesta demokasi, itu membutuhkan anggaran yang cukup besar," jelas pria yang pernah menjabat Kapolda NTT pada 2001 itu.
Politikus NasDem itu menjelaskan persolan tersebut akan disampaikan saat sidang paripurna bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengenai penambahan anggaran yang memadai dan personel.
"Sehingga bisa mengatasi kesulitan yang ada di Polda NTT, tetapi polisi itu biasanya dapat tambahan anggaran mencapai puluhan triliun," ungkap Jacki.
Sementara itu, Wakapolda NTT Brigjen Awi Setiyono sudah mengusulkan penambahan personel ke Mabes Polri. Sebab, Polda NTT sudah tipe A dan jumlah personelnya harus 25 ribu orang.
"Memang di sini masih kekurangan personel. Baru 47 persen yang terpenuhi atau jumlah personelnya cuman 11 ribu lebih. Ini masih jauh dari 100 persen," kata Awi.
Selain itu, Awi melanjutkan, sarana dan prasarana juga sudah disampaikan kepada Kapolri dan Aslog agar bisa memberikan tambahan sarana dan prasarana. Tetapi, dengan kondisi tersebut, Awi mengeklaim Polda NTT masih bisa mengamankan Pemilu 2024.
"Syukur, walaupun dalam kondisi seperti ini, kami bisa mengamankan NTT dan pemilu berjalan lancar tanpa adanya kendala dan hambatan yang berarti," tandas Awi.
(hsa/gsp)