Ponpes Al-Aziziyah Klaim Tidak Ada Pemukulan Santriwati Pakai Balok

Lombok Barat

Ponpes Al-Aziziyah Klaim Tidak Ada Pemukulan Santriwati Pakai Balok

I Wayan Sui Suadnyana, Ahmad Viqi - detikBali
Kamis, 27 Jun 2024 19:43 WIB
Herman Sorenggana saat memberi keterangan pers di Ponpes Al-Aziziyah, Kamis petang (27/6/2024). (Ahmad Viqi/detikBali)
Foto: Herman Sorenggana saat memberi keterangan pers di Ponpes Al-Aziziyah, Kamis petang (27/6/2024). (Ahmad Viqi/detikBali)
Lombok Barat -

Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Aziziyah di Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengeklaim tidak ada pemukulan terhadap santriwati oleh rekannya hingga dilarikan ke rumah sakit. Santriwati yang diduga dianiaya berinisial NI asal Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Herman Sorenggana, kuasa hukum Ponpes Al-Aziziyah, mengatakan pengurus pondok pesantren telah memeriksa closed-circuit television (CCTV) dan meminta keterangan pengurus kamar tempat NI tinggal.

"Hasil pengecekan di sini, tidak pernah ada keributan maupun pemukulan dan balok kayu itu tidak ada, baik di dalam dan di luar kamar tidak ada kami temukan," ujar Herman saat konferensi pers di Ponpes Al-Aziziyah, Kamis petang (27/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

NI, Herman melanjutkan, merupakan anak yang baik dan dikenal riang oleh temannya di Ponpes Al-Aziziyah. Menurut Herman, kalau pemukulan itu terjadi, baik di luar kamar korban, pasti akan dilaporkan oleh rekan atau pengurus pondok.

"Anak ini akrab sama bibi dapur. Kami tanya bibi dapur tidak ada pernah terjadi. Dia (NI) ini kan sering curhat sama bibi dapur tentang hafalannya di sini," tutur Herman.

ADVERTISEMENT

Herman pun memaklumi pernyataan Mahmud H Umar, orang tua NI, yang menuduh anaknya dipukul menggunakan balok kayu dan sajadah oleh temannya. "Kami dapat maklumi, secara psikologis mungkin karena anaknya yang sakit. Intinya kami sampaikan tidak pernah ada tindakan kekerasan itu," ujarnya.

"CCTV di kamar korban kami sudah cek. Anak ini normal aktivitas biasa. Kalau ada pemukulan itu pasti ditangani. Ini yang perlu diluruskan sama-sama kita Tabayyun," lanjut Herman.

Herman menjelaskan kronologi awal mula NI dilarikan ke rumah sakit. Menurutnya, NI terpantau beraktivitas seperti biasa di lingkungan pondok pada Rabu (12/6/2024). Kemudian, NI sempat dibawa ke Klinik Pondok karena mengeluh demam dan sakit di bagian hidung pada Kamis (13/6/2024).

"Nah, Jumat tanggal 14 Juni 2024, korban dijemput oleh ibu dari temannya. Nah saat itu yang menginformasikan kepada orang tua wali itu pihak pondok," ujarnya.

Pengurus Ponpes Al-Aziziyah kemudian menjenguk NI di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soedjono Selong, Lombok Timur. Namun, saat dijenguk hidung NI bengkak dan ada benjolan di kepala bagian kiri.

"Benjolan itu kami ingin tahu, apakah karena benda tumpul akibat dari pemukulan. Siapa yang pukul ini yang harus diluruskan," ujarnya.

Herman mempersilakan aparat penegak hukum untuk memeriksa dan melakukan investigasi ke Ponpes Al-Aziziyah. Pasalnya, aktivitas NI selama tinggal di lingkungan pondok berada di dalam pengawasan Mudabbiroh.

"Karena setiap ruangan ada petugas mudabbiroh-nya. Intinya pihak pondok selalu mendoakan santri kami ini agar cepat sembuh. Kami ingin masalah ini tidak berdampak pada nama baik pondok," jelas Herman.

Sebelumnya, seorang santriwati dari Ponpes Al-Aziziyah, Lombok Barat, NTB, berinisial NI diduga dianiaya oleh sesama santriwati. Akibatnya, remaja asal Ende, NTT, itu dirawat di rumah sakit.

Kuasa hukum NI, Yan Mangandar, menerangkan perempuan berusia 13 tahun itu dianiaya dengan sajadah dan balok kayu oleh beberapa temannya pada Senin (10/6/2024). NI sempat dilarikan ke Klinik Chandra, Lombok Timur, pada Jumat (14/6/2024) dengan kondisi hidung bengkak dan mata lebam.

"Karena kondisi makin parah, korban (NI) dirujuk ke ICU RSUD Soedjono Selong, Lombok Timur," ungkap Yan, Senin (24/6/2024).

Kasatreskrim Polresta Mataram, Kompol I Made Yogi Purusa Utama, membenarkan dugaan penganiayaan NI. Orang tua remaja tersebut sudah melaporkan peristiwa itu ke polisi pada Sabtu (22/6/2024).

Polresta Mataram, Yogi melanjutkan, telah membentuk tim investigasi untuk menyelidiki kasus tersebut. Tim juga akan melakukan visum kepada NI.

Yogi menerangkan NI diduga dipukul di asrama Pondok oleh rekannya. Setelah dianiaya, teman sebangku NI memberitahukan kejadian itu kepada orang tuanya agar santriwati itu dibawa ke rumah sakit.

"Anak itu (NI) sekarang menggunakan ventilator di RSUD Soedjono Selong," imbuh Yogi.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads