Ponpes Al-Aziziyah Diduga Minta Damai Buntut Penganiayaan Santriwati

Ponpes Al-Aziziyah Diduga Minta Damai Buntut Penganiayaan Santriwati

I Wayan Sui Suadnyana, Ahmad Viqi - detikBali
Selasa, 25 Jun 2024 20:14 WIB
Ilustrasi pengeroyokan, ilustrasi penganiayaan, audrey
Foto: Ilustrasi penganiayaan. (Fuad Hashim/detikcom)
Mataram -

Pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Aziziyah, di Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), sempat minta damai buntut dugaan pemukulan santriwati berinisial NI (13). Santriwati asal Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), itu dianiaya rekannya hingga kritis.

Adanya permintaan damai dari Pengurus Ponpes Al-Aziziyah diungkapkan orang tua NI, Mahmud H. Umar. Orang tua NI tak menerima permintaan damai dari pihak Ponpes Al-Aziziyah.

"Sempat minta damai saya nggak mau. Anak saya kan di pondok. Saya bingung itu. Dia minta secara kekeluargaan, yang datang itu pihak asrama di Pondok," tutur Mahmud kepada detikBali via sambungan telepon, Selasa (25/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahmud mengatakan kondisi NI hingga saat ini masih kritis. Pihak dokter, kata Mahmud, belum mengeluarkan hasil laboratorium terkait penyakit yang diderita NI.

Berdasarkan penjelasan dokter, Mahmud berujar, didapati ada benjolan di kepala NI. Meski demikian, kondisi tubuh yang lain masih normal. Namun, ironisnya, NI tidak bisa berbicara sejak dilarikan ke RSUD Soedjono Selong, Lombok Timur.

ADVERTISEMENT

Mahmud pun heran soal pernyataan Ponpes Al-Aziziyah soal adanya benjolan jerawat di dalam lubang hidung korban. Selama ini, kata Mahmud, NI tidak pernah mengeluh sakit di bagian hidungnya.

"Saya kurang tahu itu. Cuma kami kan sempat komunikasi sebelum sakit. Ananda kami hanya batuk pilek. Kata pihak ponpes ada bisul? Tetapi nyatanya ada benjolan di kepala kan," ujar Mahmud.

Dijelaskan Mahmud, pihak Ponpes Al-Aziziya baru datang menjenguk NI pada Sabtu siang (22/6/2024). Beberapa orang dari pengurus asrama datang ke RSUD Soedjono Selong, Lombok Timur, untuk memantau kondisi kesehatan korban.

Pembina Asrama Putra Ponpes Al-Aziziyah Lombok Barat Amirudin membantah adanya permintaan berdamai. "Tidak ada itu. Minta damai itu kan konotasi kami salah," kata Amirudin.

Menurutnya Amirudin, ketika pengurus datang menjenguk korban pada Sabtu (22/6/2024) itu, tidak pernah berkomunikasi dengan pihak keluarga korban. "Hanya datang mendoakan saja oleh ustazahnya. Cuma itu kemarin," tukas Amirudin.

Sebelumnya, seorang santriwati dari Ponpes Al-Aziziyah berinisial NI diduga dianiaya oleh sesama santriwati. Akibatnya, remaja asal Ende, NTT, itu dirawat di rumah sakit.

Kuasa hukum NI, Yan Mangandar, menerangkan perempuan berusia 13 tahun itu dianiaya dengan sajadah dan balok kayu oleh beberapa temannya pada Senin (10/6/2024). NI sempat dilarikan ke Klinik Chandra, Lombok Timur, pada Jumat (14/6/2024) dengan kondisi hidung bengkak dan mata lebam.

"Karena kondisi makin parah, korban (NI) dirujuk ke ICU RSUD Soedjono Selong, Lombok Timur," ungkap Yan, Senin (24/6/2024).

Kasatreskrim Polresta Mataram, Kompol I Made Yogi Purusa Utama, membenarkan dugaan penganiayaan NI. Orang tua remaja tersebut sudah melaporkan peristiwa itu ke polisi pada Sabtu (22/6/2024).

Polresta Mataram, Yogi melanjutkan, telah membentuk tim investigasi untuk menyelidiki kasus tersebut. Tim juga akan melakukan visum kepada NI.

Yogi menerangkan NI diduga dipukul di asrama Pondok oleh rekannya. Setelah dianiaya, teman sebangku NI memberitahukan kejadian itu kepada orang tuanya agar santriwati itu dibawa ke rumah sakit.

"Anak itu (NI) sekarang menggunakan ventilator di RSUD Soedjono Selong," imbuh Yogi.




(iws/gsp)

Hide Ads