Beda Versi Pengurus Ponpes Al-Aziziyah Vs Santriwati Ngaku Dipukul Pakai Balok

Round Up

Beda Versi Pengurus Ponpes Al-Aziziyah Vs Santriwati Ngaku Dipukul Pakai Balok

Tim detikBali - detikBali
Selasa, 25 Jun 2024 10:03 WIB
Pembina Asrama Putra Ponpes Al-Aziziyah Lombok Barat Amirudin. Foto: (Ahmad Viqi/detikBali)
Pengurus Ponpes Al-Aziziyah, Amirudin. (Foto: Ahmad Viqi/detikBali)
Lombok Barat -

Seorang santriwati dari Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Aziziyah, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), berinsial NI diduga dianiaya oleh sesama santriwati. Pengurus ponpes itu justru menyebut santriwati itu sampai masuk rumah sakit bukan karena dianiaya.

Kuasa hukum NI, Yan Mangandar, menerangkan remaja perempuan berusia 13 tahun itu dianiaya dengan sajadah dan balok kayu oleh beberapa temannya pada Senin (10/6/2024). Akibat penganiayaan itu, NI terpaksa dirawat di rumah sakit.

NI sempat dilarikan ke Klinik Chandra, Lombok Timur, pada Jumat (14/6/2024) dengan kondisi hidung bengkak dan mata lebam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena kondisi makin parah, korban (NI) dirujuk ke ICU RSUD Soejono Selong, Lombok Timur," ungkap Yan, Senin (24/6/2024).

Kasatreskrim Polresta Mataram, Kompol I Made Yogi Purusa Utama, membenarkan dugaan penganiayaan NI. Orang tua remaja tersebut sudah melaporkan peristiwa itu ke polisi pada Sabtu (22/6/2024) lalu.

ADVERTISEMENT

Polresta Mataram, Yogi melanjutkan, telah membentuk tim investigasi untuk menyelidiki kasus tersebut. Polisi juga akan melakukan visum kepada NI.

Yogi menerangkan NI diduga dipukul di asrama pondok oleh rekannya. Setelah dianiaya, teman sebangku NI memberitahukan kejadian itu kepada orang tuanya agar santriwati itu dibawa ke rumah sakit.

Pengurus Ponpes Sebut karena Jerawat di Lubang Hidung

Pengurus Ponpes Al-Aziziyah membantah ada pemukulan terhadap NI karena penganiayaan. Santri perempuan itu masuk rumah sakit karena ada jerawat di dalam lubang hidungnya.

"Santri ini mempunyai riwayat penyakit. Jadi ada semacam jerawat di lubang hidungnya," ujar Amirudin, Senin (24/6/2024).

Menurut Amirudin, pada Kamis sore (13/6/2024), beberapa temannya melihat NI menusuk-nusuk benjolan seperti jerawat di dalam hidungnya menggunakan jarum jilbab yang sudah berkarat.

"Sempat diingatkan oleh temannya jangan lakukan itu nanti kamu tambah parah," kata Amirudin bercerita.

"Jadi sudah ditusuk itu dipencet lagi. Lalu, malam Jumatnya (Kamis malam) sepulang tahfiz istirahat di kamar. Besok paginya, bengkak itu matanya," lanjut Amirudin.

Temannya sempat menanyakan penyebab mata NI bengkak. Menurut Amirudin, mata santri asal Ende, NTT, itu membengkak diduga efek tusukan jarum jilbab yang sudah berkarat ke hidung.

Amirudin juga membeberkan selama ini NI berkelakuan baik dan tidak pernah ada masalah dengan siapapun.

"Jadi anak ini berkelakuan baik. Jadi kalau ada berita dia dipukul. Masa orang baik dipukul? Saya tidak perlu jawab soal itu," tandasnya.

Polisi Akan Panggil Pihak Ponpes

Kasatreskrim Polresta Mataram Kompol I Made Yogi Purusa Utama mengatakan polisi siap mengundang perwakilan Ponpes Al-Aziziyah agar memberikan keterangan terkait laporan NI yang mengaku dipukul.

"Boleh saja apa yang saksi itu disampaikan. Intinya kami buktikan dari hasil rekam medis. Nanti hal itu yang menyimpulkan penyebabnya," kata Yogi.

Saat ini, dia melanjutkan, kasus dugaan penganiayaan santriwati hingga dirawat menggunakan ventilator di ruang ICU itu masih dalam tahap pengumpulan bahan dan keterangan (pulbaket).

"Jadi, pengakuan korban kepada orang tuanya korban intinya dipukul oleh temannya pakai balok kayu dan sajadah," ujar Yogi.

Dia menjelaskan kasus dugaan penganiayaan terhadap santriwati asal Dusun Rukun Lima, Kecamatan Ende Selatan, itu masih butuh klarifikasi beberapa pihak. Baik keterangan rumah sakit, keluarga, ponpes, maupun saksi lain.

"Kalau cukup bukti, kami gelar, kami tingkatkan ke laporan polisi baru kami lanjutkan ke sidik," tegas Yogi.




(dpw/dpw)

Hide Ads