Percakapan WhatsApp (WA) antara mendiang Putu Satria Ananta (19) alias Rio dengan pacarnya mengungkap tindak kekerasan di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta sudah berlangsung lama. Satria sering dianiaya oleh seniornya di kampus sejak awal kuliah pada 2023.
Penasihat hukum keluarga korban, Tumbur Aritonang, mengatakan semua bukti-bukti penganiayaan sudah diserahkan kepada penyidik Polres Metro Jakarta Utara. Termasuk handphone Satria dan pacarnya yang memuat percakapan mereka.
"Memang percakapan antara korban Rio (Satria) dengan pacarnya itu adalah salah satu bukti. Ada pesan lengkap bukti pemukulan. Akan tetapi tidak bisa menjadi bukti langsung untuk menjerat pelaku lainnya," kata Tumbur kepada detikBali, Kamis (16/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam percakapan WA, Satria yang belum setahun menjadi taruna STIP menceritakan sering dianiaya oleh senior di kampus. Hanya saja, Satria tidak menyebutkan detail siapa yang menganiaya.
"Kami menuntut agar hal itu tidak ada lagi, dan Rio adalah korban terakhir hingga meninggal," imbuhnya.
Percakapan WA antara Rio dengan pacarnya itu terjadi pada pukul 01.00 Wita, Jumat (13/12/2024). Saat itu, Satria baru sekitar dua bulan menjadi taruna di STIP. Satria bercerita baru saja dipanggil oleh seniornya. Lantas, dia dihajar pada bagian ulu hati hingga dadanya terasa sakit.
"Una tau nga jeg ade gen aku diambil sama senior, gila emang senior, cak-cake gen bene, sakit dadaku uluhati gen dicari," kata Satria kepada pacarnya dalam pesan WA itu. Dia juga menunjukkan bukti pemukulan dengan kondisi dada memar dan luka.
Sementara, Ibu korban Ni Nengah Rusmini, mengatakan semua proses hukum diserahkan kepada pengacara keluarga di Jakarta demi keadilan untuk putra tercinta.
"Kami sudah serahkan kepada pengacara di sana, biar diusut setuntas-tuntasnya, kalau bisa yang percakapan WA itu juga diusut tuntas," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Satria yang berasal Banjar Bandung, Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung, Bali, itu tewas dianiaya di kamar mandi kampus STIP, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (3/5/2024).
Peristiwa terjadi sekitar pukul 08.00 WIB, Jumat. Awalnya, Putu Satria bersama lima temannya dipanggil senior tingkat dua bernama Tegar dan teman-temannya. Mereka menanyakan penggunaan pakaian olahraga yang dipakai ke gedung pendidikan lantai tiga.
Korban kemudian dibawa ke kamar mandi koridor kelas KALK C lantai 2. Tanpa aba-aba, Putu Satria langsung dipukul lima kali oleh para seniornya itu. Satria langsung terkapar dan dinyatakan meninggal. Sejauh ini, polisi menetapkan tiga tersangka dalam kasus tersebut.
(hsa/hsa)