Dua pekerja seks komersial (PSK) online di Kuta dan Denpasar, Bali, tewas dibunuh pria hidung belang yang menggunakan jasa mereka pada hari yang sama, Jumat (3/5/2024) PSK online paling rentan menjadi korban kejahatan karena minim perlindungan.
Sosiolog dari Universitas Udayana, I Gusti Ngurah Agung Krisna, menilai potensi kekerasan lebih besar dialami PSK online daripada kupu-kupu malam yang mangkal di lokalisasi. Sebab, mereka minim perlindungan.
"Tidak adanya pelindung bagi PSK online yang berkerja sendiri untuk dirinya. Pada akhirnya dia harus mempertahankan dirinya dengan keinginan bayaran yang dia mau," kata Krisna kepada detikBali, Senin (6/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak adanya perlindungan bagi PSK yang menjajakan layanannya secara online, menjadi kesempatan bagi seseorang melakukan kejahatan. Apalagi, jika pelanggan merasa dirugikan atas layanan yang diberikan PSK atau tidak sesuai perjanjian.
Jika sudah dirugikan, pelanggan biasanya meluapkan kekecewaannya dengan melakukan kekerasan terhadap PSK itu. Krisna mengatakan pelanggan cenderung merampok setelah membunuh korban untuk mengganti kerugian.
"Pelanggan tentu juga tidak mau rugi, dipicu kekecewaan atas apa yang harus mreka bayarkan. Mau tidak mau mereka melakukan pembunuhan sebagai bentuk kekecewaan emosional bahkan pelampiasan dari ketidaksesuaian apa yang mereka harusnya dapatkan," kata Krisna.
Selain itu, pelanggan PSK online juga rentan menjadi korban perampokan. Ada sejumlah kasus di mana pelacur daring itu merampok harta pelanggannya.
Diketahui, dua peristiwa pembunuhan terjadi pada Jumat lalu di Kuta dan Denpasar. Dua korban diketahui merupakan PSK online yang menawarkan jasa berhubungan intim melalui aplikasi MiChat.
Peristiwa pertama terjadi di Kuta, Badung, Jumat (3/5/2024) dini hari. Wanita berinisial RA tewas dibunuh pria yang menggunakan jasanya, Amrin Al Rasyid Pane.
Amrin membunuh RA di kosnya karena wanita itu disebut menaikkan tarif setelah berhubungan seks dari Rp 500 ribu menjadi Rp 1 juta. Sesuai membunuh, Amrin memasukkan mayar RA ke dalam koper. Mayat wanita itu kemudian dibuang ke semak-semak.
Baca juga: Belantara Penyebaran HIV-AIDS |
Masih pada hari yang sama, seorang PSK online berinsial F jadi korban pembunuhan pada Jumat petang. Dia tewas dibunuh oleh Anjas Samudra, seorang ABK yang dikenalnya dari MiChat.
Perempuan asal Jember, Jatim, itu tewas dalam kondisi telanjang dalam kamar kosnya di Pemogan, Denpasar Selatan. Lehernya tercekik kabel catokan rambut.
Baik Amrin maupun Anjas sudah ditangkap polisi. Mereka langsung ditetapkan sebagai tersangka.
(dpw/dpw)