Penampakan Pisau-Koper yang Dipakai Amrin Bunuh-Buang Cewek MiChat di Kuta

Badung

Penampakan Pisau-Koper yang Dipakai Amrin Bunuh-Buang Cewek MiChat di Kuta

Ahmad Firizqi Irwan - detikBali
Sabtu, 04 Mei 2024 20:25 WIB
Pisau dan koper yang digunakan Amrin membunuh dan membuang mayat cewek MiChat di Kuta, Bali.
Pisau dan koper yang digunakan Amrin membunuh dan membuang mayat cewek MiChat di Kuta, Badung, Bali. (Foto: Ahmad Firizqi Irwan/detikBali)
Denpasar -

Amrin Al Rasyid Pane (21) nekat membunuh PSK yang dipesannya melalui aplikasi MiChat, RA. Dia menikam pakai pisau dapur lalu memasukkan mayat perempuan 23 tahun itu ke dalam koper dan dibuang di wilayah Kuta, Bali.

Pria asal Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut), itu kemudian menyerahkan diri, beberapa jam setelah membuat mayat RA, Jumat dini hari. Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya pisau dan koper.

"Ini ada beberapa barang bukti yang kita amankan. Salah satunya pisau dapur dan koper yang masih ada bercak darah dan sepeda motor untuk membawa jasad korban," kata Kapolresta Denpasar Kombes Wisnu Prabowo, di Polsek Kuta, Sabtu (4/5/2024).

Saat rilis kasus pembunuhan tersebut, pisau dan koper yang dipakai Amrin untuk membunuh dan membuang cewek MiChat itu juga diperlihatkan kepada awak media.

Pisau dapur itu digunakan Amrin untuk menusuk leher dan tubuh PSK itu berulang kali. Warna pisau itu silver dan bergagang besi.

"Berukuran 15 sentimeter. Itu masih ada bercak darahnya juga. Sepeda motor dan kopernya juga," kata Agus.

Pisau dan koper yang digunakan Amrin membunuh dan membuang mayat cewek MiChat di Kuta, Bali.Pisau dan koper yang digunakan Amrin membunuh dan membuang mayat cewek MiChat di Kuta, Bali. Foto: Ahmad Firizqi Irwan/detikBali

Adapun koper yang digunakan untuk menyimpan mayat RA, berwarna hitam. Ukurannya sedang. Masih ada bercak darah korban di koper itu.

Amrin bahkan harus mematahkan leher RA agar mayat korban bisa muat di koper itu.


Ngaku Menyesal

Kepada awak media, Amrin Al Rasyid Pane mengaku menyesal atas apa yang dilakukannya kepada korban. Dia mengaku saat itu panik.

"Saya panik dan menyesal," kata Amrin Al Rasyid Pane.

Pria berkulit putih dengan tinggi kurang lebih 168 sentimeter itu tidak banyak bicara. Sepanjang rilis kasus, dia lebih banyak tertunduk. Kedua tangannya diborgol.




(dpw/dpw)

Hide Ads