Fakta-fakta Sadisnya Bapak Bunuh 4 Anak hingga Mayatnya Berjejer di Kasur

Fakta-fakta Sadisnya Bapak Bunuh 4 Anak hingga Mayatnya Berjejer di Kasur

Tim detikNews - detikBali
Jumat, 08 Des 2023 10:04 WIB
Lokasi penemuan mayat 4 bocah yang diduga dibunuh orang tuanya sendiri di Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Lokasi penemuan mayat empat bocah yang diduga dibunuh orang tuanya sendiri di Jagakarsa, Jakarta Selatan. (Wildan Noviansah/detikcom)
Bali -

Sejumlah fakta terkait kasus ayah membunuh empat anak kandung di Jagakarsa, Jakarta Selatan, mulai terkuak. Keempat anak itu berinisial VA (6), SP (4), AR (3), dan AS (1). Mayat mereka ditemukan berjejer di atas kasur kamar kontrakan pada Rabu (6/12/2023).

Polisi menemukan pesan bertulisan 'Puas Bunda Tx For All' di lantai rumah tersebut. Sementara itu, ayah keempat korban, Panca Darmasyah, ditemukan tergeletak di dalam kamar mandi. Pria berusia 41 tahun yang seorang pengangguran itu diduga mencoba bunuh diri seusai membunuh keempat anaknya.

"Ditemukan seorang laki-laki Saudara P, pemilik rumah, dalam keadaan telentang, ada pisau di tubuhnya, ada luka di tangan," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam Indradi, Rabu, seperti dikutip dari detikNews.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berawal dari Bau Menyengat dan Lampu Terus Menyala

Penemuan empat mayat anak di rumah kontrakan itu berawal dari bau menyengat. Pemilik kontrakan, Asmaro Dwi Astut, semula diminta adiknya untuk mengecek kontrakan karena tercium bau menyengat tersebut. Pada hari yang sama, Asmaro melihat status WhatsApp Panca.

"Adik saya WhatsApp ke saya, dua adik saya, 'tolong lihat kontrakan pakai kunci'. Karena di story WhatsApp Pak Panca begini 'sementara numpang di rumah teman, Kamis baru pulang'," kata Asmaro kepada wartawan, Kamis (7/12/2023).

ADVERTISEMENT

Warga juga curiga lantaran lampu di kontrakan tersebut terus menyala sepanjang hari. Sedangkan anak-anak Panca juga tak lagi terdengar suaranya.

Asmaro awalnya tak mencurigai bau menyengat itu berasal dari mayat empat anak Panca. Sebab, dari status WhatsApp Panca itu, Asmaro menduga Panca dan keluarganya tidak ada di rumahnya.

"Terus karena lampu nyala terus, suara anak kecil nggak ada. Hari Sabtu, namanya anak kecil berisik. Nah karena itu, berarti benar story WhatsApp-nya," katanya.

Jasad 4 bocah korban pembunuhan di Jagakarsa, Jaksel, dievakuasi ke rumah sakit. Seorang warga bernama Titin mengaku sempat mencium bau menyengat sebelum mayat 4 bocah itu ditemukan pada Rabu (6/12/2023) siang.Jasad 4 bocah korban pembunuhan di Jagakarsa, Jaksel, dievakuasi ke rumah sakit. (Wildan Noviansah/detikcom)

Pintu Kontrakan Didobrak

Asmaro kemudian meminta tolong adiknya mengecek rumah kontrakan Panca. Asmaro juga datang mengecek kontrakan tersebut. Pemilik kontrakan itu kemudian memutuskan mendobrak pintu kontrakan. Saat itulah, mayat keempat bocah ditemukan dalam kamar dan Panca ditemukan tergeletak serta terluka di kamar mandi.

"Sambil suami saya masuk teriak 'astagfirullah', Pak RT terus adiknya (adik D istri Panca) 'kenapa jadi gini' kakaknya (Panca) langsung nangis," katanya.

Panca saat ini dirawat di RS Polri untuk menjalani perawatan seusai melakukan percobaan bunuh diri. Warga setempat tak banyak mengetahui soal sosok Panca berhubung mereka adalah pendatang.

Sempat Lakukan KDRT ke Istri

Selain menghabisi nyawa keempat anaknya, Panca juga diduga melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kepada istri sekaligus ibu dari keempat anak yang berinisial D. Berdasarkan hasil penyelidikan, Panca diketahui melakukan KDRT terhadap D pada Sabtu (1/12/2023).

Polres Metro Jakarta Selatan membenarkan bahwa Panca sempat melakukan KDRT sebelum penemuan jenazah empat anak di dalam rumah kontrakan. Kasus ini telah dilaporkan ke Polsek Jagakarsa. Panca sudah dipanggil polisi saat itu. Namun, dia tidak hadir dengan alasan sedang menjaga keempat anaknya.

"Saat akan melakukan pemeriksaan, Saudara P menyampaikan masih menunggu anak-anaknya karena ibunya masih di RS," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam Indradi di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (6/12/2023).

Kasus KDRT itu dilaporkan keluarga D. Saat ini, D masih dirawat di rumah sakit (RS) akibat KDRT yang dilakukan suaminya. "Ibunya korban sedang dirawat di RSUD Pasar Minggu," ujar dia.

Panca Sudah 5 Bulan Menganggur

Ketua RT 004, RW 03, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Yakub, mengungkapkan Panca sebelumnya bekerja sebagai sopir. Namun, beberapa bulan ini ia menganggur.

"Awalnya sopir, tapi sekarang udah nganggur ya empat hingga lima bulanlah dia nganggur," kata Yakub di lokasi, Kamis (8/12/2023).

Dia menduga kondisi tersebut membuat Panca tega membunuh anak dan melakukan KDRT kepada istrinya. "Bapaknya nganggur, mungkin nggak punya uang, yang kerja istrinya. Bapaknya nganggur barangkali nggak punya uang, nggak bisa nyari makan sampai anaknya disekap di dalam kamar," tuturnya.

Karena kondisi perekonomian tersebut, Yakub mengatakan, Panca sekeluarga sempat akan diusir pemilik kontrakan karena selalu menunggak. "Udah mau diusir sebenernya dia ini sama yang punya rumah, nggak bayar-bayar," kata Yakub.

Teka-teki Pesan 'Puas Bunda Tx For All'

Polisi menemukan pesan bertuliskan 'Puas Bunda Tx For All' di lantai rumah lokasi empat anak tewas diduga dibunuh ayah sendiri bernama Panca di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kriminolog Reza Indragiri Amriel mengatakan pesan itu bisa saja merupakan sarkasme akibat amarah dan kesedihan yang hebat.

"Sarkasme semacam itu boleh jadi memuat amarah yang hebat dan di balik amarah hebat kerap terdapat kesedihan yang berat," kata Reza kepada wartawan, Kamis (7/12/2023).

Reza mendorong polisi untuk melakukan tes kejiwaan terhadap Panca. Dia menyebut kasus ini sebagai pembunuhan berencana terhadap anak dan pelakunya harus dihukum mati.

"Karena sedemikian ekstrem, maka relevan untuk dicari tahu kondisi bahkan masalah mental yang mungkin dialami pelaku, depresi, adiksi obat-obatan, dan lain-lain," ujarnya.

"Sebutan kejadian ini sebagai KDRT sepertinya tidak lagi memadai. Ini tepat disebut pula sebagai kasus pembunuhan berencana terhadap anak. Kalau pelakunya waras, hukum mati," imbuhnya.

Sementara itu, polisi akan melakukan uji laboratorium terkait temuan pesan bertuliskan 'Puas Bunda Tx For All' tersebut. "Itu kami harus lakukan pemeriksaan secara laboratoris," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Kamis.

Ade Ary mengatakan pengecekan dilakukan untuk mengetahui apakah tulisan tersebut dibuat terduga pelaku Panca atau bukan. Polisi juga akan mendalami warna merah di tulisan itu.

"Kami harus cocokkan juga, itu tulisan siapa, jadi yang kami temukan ada tulisan diduga, tulisannya berwarna merah di lantai. Kami masih dalami, ditulis oleh siapa dan menggunakan warna merah itu apa. Itu harus pasti karena kami tidak boleh berandai-andai, ini TKP yang harus diolah secara scientific, secara ilmiah," ujarnya.




(iws/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads