Seorang mahasiswa asal Medan, Aldi Sahilatua Nababan, diduga sudah meninggal dunia selama tiga hari sebelum ditemukan di dalam kamar kosnya di Jalan Bypass Ngurah Rai, Kuta Selatan, Bali. Saat ditemukan, kondisi mayat itu sudah mulai membusuk.
"Jenazah saat diperiksa sudah dalam keadaan membusuk, dengan perubahan warna kulit hitam kehijauan dan tubuh bengkak," kata dokter forensik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. dr. I.G.N.G Ngoerah, Dudut Rustyadi, kepada detikBali, Rabu (29/11/2023).
Menurutnya, sesaat setelah ditemukan tewas di kamar kos pada Sabtu lalu (18/11/2023), jasad mahasiswa Elizabeth International itu langsung diperiksa luar. Berdasarkan pemeriksaan luar itulah, diduga Aldi telah tewas beberapa hari sebelum ditemukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, dalam istilah forensik, pemeriksaan luar merupakan pemeriksaan bagian tubuh luar setelah seseorang dinyatakan meninggal. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kematian seseorang itu wajar atau tidaknya.
Akan tetapi, pemeriksaan luar jenazah saja tidak cukup untuk menentukan sebab kematian seseorang. Sehingga, sangat diperlukan autopsi secara menyeluruh untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya.
Berdasarkan pemeriksaan luar itu, dokter menemukan ada luka lecet di leher Aldi, seperti bekas tekanan. "Untuk lukanya hanya ditemukan luka lecet tekan yang melingkari leher," tuturnya.
Sebelumnya, mahasiswa itu ditemukan tewas di dalam kamar kos, 18 November lalu. Jasad Aldi pertama kali ditemukan oleh pemilik kos.
Pemilik kos curiga karena dari kamar itu, ada banyak lalat hijau. Setelah diintip, ada darah berceceran di lantai. Pemilik kos langsung melapor ke polisi. Saat ditemukan, kondisi mayat Aldi sangat mengenaskan. Warna tubuh sudah mulai berubah, termasuk kemaluannya rusak.
Pihak keluarga menduga Aldi adalah korban pembunuhan. Mereka menolak proses autopsi di Bali, malah meminta autopsi saat tiba di RS Bhayangkara Medan.
Saat ini, polisi masih menunggu hasil autopsi tersebut. Polisi belum berani mengambil kesimpulan, apakah Aldi dibunuh, bunuh diri, atau ada penyebab lain.
(dpw/gsp)