BNN Temukan Indikasi Dana Narkotika Masuk ke Kelompok Teroris
Badan Narkotika Nasional (BNN) menemukan adanya indikasi dana tindak pidana narkotika masuk ke kelompok teroris. Dana itu masuk ke kelompok teroris di dalam maupun luar negeri.
"Di kasus-kasusnya sebelumnya ada ya," kata Deputi Bidang Hukum dan Kerja Sama BNN Agus Irianto seusai The 45th meeting The Head of National Law Enforcement Agency (HONLAP) Asia and Pacific di kawasan Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Jumat (27/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya Agus tidak bisa menjelaskan secara detail modus hingga kepentingan bandar narkoba mengalirkan uang ke kelompok teroris. Ia pun menyarankan agar para jurnalis menanyakan kepada penyidik mengenai detail hal tersebut.
"By detail saya nggak bisa sampaikan, seperti itu, yang pasti potensinya ada. Mungkin tanya penyidik," ungkapnya.
Selain membahas mengenai indikasi dana narkoba ke kelompok teroris, pertemuan HONLAP juga membicarakan mengenai tindak pidana pencucian uang (money laundry) dari hasil kejahatan narkoba. Menurut Agus, topik itu dibahas dalam satu item tersendiri dalam pertemuan HONLAP.
Pada pembicaraan itu, terang Agus, pertemuan HONLAP membahas strategi upaya intelijen hingga upaya penanganan dan penyelesaian masalah money laundry dari tindak pidana narkoba. Terlebih, money laundry yang dilakukan kini juga dilakukan dalam bentuk mata uang baru seperti cryptocurrency.
"Karena kemarin terkait money laundry itu bukan hanya yang berbentuk uang, tapi juga uang jenis baru yaitu cryptocurrency juga dibahas, bagaimana melakukan penanganannya, terus bagaimana memproses penyitaannya, itu kita bahas," jelasnya.
"Terus kemudian juga dibahas kaitannya antara narkotika, terorisme kemudian ada lagi global warming dan cyber crime kami bahas walaupun secara sedikit ya karena forumnya juga nggak bisa banyak-banyak," tambah Agus.
Agus mengungkap bahwa kasus narkoba kemudian menjadi tindak pidana money laundry sudah ada di Indonesia. Meski demikian, kasus money laundry menggunakan cryptocurrency sangat sedikit.
"Kasus money laundry ada di Indonesia ya. Tapi masih sangat sedikit angka yang menunjukkan penggunaan cryptocurrency di Indonesia," ungkapnya.
(hsa/nor)