Sebanyak 15 ekor satwa ditemukan mati di kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Penemuan bangkai satwa-satwa yang diduga hasil perburuan liar itu viral di media sosial.
Satwa yang ditemukan mati dalam kawasan TNBB itu yakni 11 ekor kijang, 1 ekor rusa timor, dan 3 ekor babi hutan.
Kepala Balai TNBB, Agus Ngurah Krisna Kepakisan mengatakan, peristiwa perburuan liar tersebut diduga terjadi pada Jumat (13/10/2023). Petugas mendapati kendaraan jenis Toyota Kijang masuk ke wilayah TNBB melalui pintu masuk menuju Pura Segara Rupek, Kabupaten Buleleng sekitar pukul 17.00 Wita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Perburuan Liar Ancam Populasi Satwa di TNBB |
Namun, petugas tidak mencurigai kendaraan itu lantaran di jalur tersebut memang sering dilalui masyarakat untuk melakukan sembahyang pada dua Pura yang ada di kawasan TNBB.
Kemudian pada Sabtu (14/10/2023) sekitar pukul 01.45 Wita, petugas kembali melihat mobil tersebut keluar dari wilayah hutan.
"Kemungkinan sudah ada yang bergerak terlebih dulu untuk melakukan perburuan, setelah itu mobil jenis kijang dengan nomor polisi DK 1532 WB ini masuk untuk mengambil hasil buruan," ungkap Agus kepada detikBali.
Setelah hendak melewati palang pemeriksaan di wilayah Tegal Bunter, Kecamatan Gerokgak, petugas mencurigai kendaraan ini. Kemudian, dua orang tak dikenal yang ada di dalam mobil terlihat panik dan memundurkan mobil.
Petugas berusaha mengejar, namun dua orang ini melarikan diri ke arah hutan dan meninggalkan mobil beserta hasil buruan mereka.
"Untuk kendaraan terduga pelaku ini sudah kami serahkan kepada pihak kepolisian. Sedangkan untuk bangkai-bangkai hewan ini sesuai petunjuk kepolisian setelah dilakukan pemeriksaan dan sudah dilakukan penguburan," ungkap Agus.
Agus menjelaskan, setelah dilakukan pemeriksaan oleh petugas, ada beberapa hewan yang sudah dalam keadaan mati berada di dalam mobil tersebut.
"Biasanya ini akan dijual ke pasar gelap atau di konsumsi," kata Agus.
Pihak TNBB menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada pihak kepolisian untuk segera mengungkap para pelaku.
Agus juga menjelaskan, pemburu saat ini memanfaatkan kondisi musim kemarau untuk melakukan perburuan, karena satwa yang ada di wilayah TNBB keluar dari hutan untuk mencari sumber air atau makanan.
"Kemarau panjang dimanfaatkan oleh pemburu. Karena kasus ini, sebenarnya kami sudah setiap hari melakukan pemeriksaan," papar Agus.
(dpw/dpw)