.webp)
"Rencana dalam minggu ini kami akan panggilWRC atau LAN-nya, dua-duanya," kataNgurah kepadadetikBali, Kamis (1/6/2023).
Terlebih Ngurah menyebut jika tak ada persoalan adanya WNA dalam keanggotaan sebuah ormas. Hal itu tertulis dalam UU Nomor 17 Tahun 2013.
"Tidak ada masalah sebenarnya dalam Undang-Undang Nomor 17 tentang keormasan. Tapi kalau dia dipekerjakan baru tidak boleh," terangnya.
Dalam UU Nomor 17 Tahun 2013 Pasal 43 tertulis memberikan kewenangan kepada ormas asing untuk melakukan kegiatan di Indonesia dengan persyaratan yang ketat seperti izin prinsip yang dikeluarkan dari Kemenlu dan izin operasional serta ketentuan lainnya.
"Bukan boleh ya, tapi tidak ada aturan yang mengatur boleh tidaknya, gitu loh," imbuh Ngurah.
LAN sendiri sudah terdaftar di Kesbangpol dengan nomor urut 216 pada 2020 dan telah memenuhi persyaratan sesuai ketentuan UU Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Pembentukan Ormas.
"Kalau dia (Arthem) resmi menurut saya, saya dikirimi surat keputusan (SK) nya dari (LAN) pusat resmi dia masuk (struktural)," ungkapnya.
Menurutnya, jika Arthem memang menjadi pengurus WRC seharusnya dia akan ikut datang saat pemanggilan dari Bakesbangpol. Ngurah membeberkan sistem keanggotaan dari LAN ada beberapa divisi, salah satu divisi di dalamnya bernama WRC.
"Salah satu dari lima divisi di LAN, yaWRC itu,"tandasnya.
Sebelumnya, ramai diberitakan seorang WNA asal Rusia bersama Kotukhov Arthem menjabat sebagai wakil komandan di ormas Walet Reaksi Cepat (WRC) Lembaga Anti Narkotika Bali. Oleh Polda Bali, Arthem disangkutpautkan dengan organisasi kejahatan.
Selama menjadi wakil komandan, Arthem mengaku banyak membantu kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN) melalui WRC LAN Bali untuk memberantas narkotika yang ada di Bali.
Saat ini, ia masih menunggu panggilan polisi terkait hal ini. Arthem juga berencana akan melakukan somasi ke kepolisian atas pencemaran nama baik.
(nor/hsa)
