Berikut fakta-faktanya:
1. Pekerjakan WNA Rusia
WNA yang dipekerjakan oleh ormas tersebut bernama Kothukov Arthem (30) berkebangsaan Rusia. Polda Bali telah bersurat kepada Dinas Tenaga Kerja dan Energi Sumber Daya Mineral (Disnaker ESDM) Provinsi Bali tertanggal 14 April 2023 mengenai hal tersebut.
"Kami bersurat ke Kepala Dinas Ketenagakerjaan untuk melakukan pengecekan terkait tentang yang bersangkutan, ya diduga ada pelanggaran," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Bali Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto kepada detikBali, Kamis (4/5/2023).
2. Imigrasi Sebut Tak Tahu
Kepala Kantor Imigrasi (Kakanim) Denpasar Tedy Riyandi buka suara soal WNA Rusia yang diduga dipekerjakan oleh ormas tersebut. Ia mengaku baru mendapatkan informasi terkait hal tersebut.
"Kami baru dapat informasi. Kami baru mau melakukan pengembangan dan koordinasi," katanya saat dihubungi detikBali, Jumat (5/5/2023).
Tedy menyebut Imigrasi akan menyelidiki terlebih dahulu apakah bule Rusia tersebut terlibat dalam unsur pidana atau tidak. Tedy menjelaskan Imigrasi tentunya memeriksa izin tinggal bule Rusia tersebut.
Tedy juga akan menjalin komunikasi antara Polri, TNI, Imigrasi, Departemen Tenaga Kerja (Depnaker), dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol).
3. WNA Rusia Tidak Terindikasi Bekerja Ilegal
Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) dan ESDM Provinsi Bali menyatakan telah memeriksa Kothukov Arthem. Kepala Disnaker dan ESDM Bali Ida Bagus Setiawan menyebut hasil pemeriksaan tidak menemukan indikasi bahwa Arthem melakukan pekerjaan secara ilegal.
"Kami sudah menurunkan tim untuk ngecek. Nah, dari sisi TKA (Arthem yang diduga jadi tenaga kerja asing), tidak ditemukan indikasi pelanggaran," katanya kepada wartawan, Jumat (5/5/2023).
4. Disnaker Bantah WNA Rusia Dipekerjakan Ormas
Setiawan juga memastikan bahwa lokasi yang diduga menjadi tempat Arthem bekerja ternyata adalah gereja. Ia juga membantah isu ormas yang disebut-sebut mempekerjakan Arthem untuk membangun jaringan kriminal. Berdasarkan pemeriksaan, kelompok yang dimaksud ternyata semacam kelompok peribadatan.
Meski demikian, Setiawan menyatakan akan terus berkoordinasi dengan kepolisian apabila penyelidikan menemukan fakta baru terkait bule Rusia itu. "Jadi memang perlu penanganan (lebih lanjut). Dirinci lebih dalam lagi oleh teman-teman di APH (aparat penegak hukum)," tandasnya.
(nor/efr)