Peristiwa tabrak lari terjadi di Jalan Letda Tantular, tepatnya di tikungan sebelah utara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Denpasar, Rabu (22/6/2022) siang. Sebuah mobil Toyota Avanza pelat DK 1397 CA menabrak sepeda motor Honda Blade W 2534 XZ yang dikendarai Singgih Prakoso Indriyatmoko.
Diceritakan Singgih, kecelakaan tersebut dialaminya di tengah menghadiri acara di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali. Sekitar pukul 12.00 Wita, karyawan Astra Honda Motor Teuku Umar ini, keluar Kantor Perwakilan BI Bali untuk makan siang.
Ia mengendarai motornya menuju arah utara di Jalan Letda Tantular. Sampai di tingkungan pertama sebelah utara Kantor Perwakilan BI Bali, ia tiba-tiba ditabrak mobil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu kan (jalan) satu arah dengan tiga lajur. Saya keluar dari BI otomatis di lajur paling kanan, karena BI kan dari sisi kanan. Saya masuk ke tikungan pertama setelah BI, itu saya di lajur kanan dan sudah paling mepet sama trotoar. Tahu-tahu ada mobil Toyota Avanza hitam dari lajur tengah, motong langsung ke lajur paling kanan dan menabrak setang kiri motor saya," kata Singgih melalui sambungan telepon kepada detikBali, Rabu (21/6/2022) malam.
Singgih dan motornya langsung terjatuh ke aspal. Ia mengalami kesakitan pada dada kiri karena menghantam setang motor, siku dan lutut kirinya juga lecet. Namun, ia mengaku masih bersyukur karena tidak pingsan dan terluka parah.
"Refleks saya pertama, alhamdulillah saya enggak pingsan. Cuma dada kiri saya terhantam setang motor, jadi sakit banget. Terus siku dan lutut kiri juga, karena posisi jatuhnya ke kiri jadinya lecet semua," tuturnya.
Ia kemudian ditolong warga sekitar, sementara sopir Avanza tidak langsung kabur. Lanjut Singgih, pengemudi turun untuk mengecek lampu depan mobilnya yang pecah karena tertabrak setang motor. Melihat sopir Avanza keluar mobil, Singgih pun meminta ganti rugi.
"Saya ditolong warga sekitar, pelakunya turun, saya lihat ini orang yang nyetir mobil, saya langsung bilang 'Pak gimana sih kok saya ditabrak dari belakang'. Saya langsung bilang 'Pokoknya saya mau bapak harus ganti rugi'," ucap Singgih.
Namun, bukannya mendapat ganti rugi, sopir justru marah-marah dan menyalahkan Singgih karena ngebut dan tidak memperhatikan kendaraan di belakangnya. Singgih yang tidak terima dibilang ngebut, mengaku alasan sopir itu tidak masuk akal, Singgih merasa dialah di sini yang menjadi korban.
"Mau akselerasi kayak apa, motor saya juga sudah tua, Honda Blade tahun 2009. Bukan motor baru yang kencang-kencang juga gitu lho," kata Singgih.
"Terus dia pakai alasan 'Lho saya kan sudah kasi lampu sen ke kanan'. Logikanya ya, ngapain saya harus lihat (kendaraan) belakang pakai lampu sen ke kanan. Saya otomatis kan lihatnya yang di depan, gak mungkin saya lihat yang di belakang,".
"Saya akhirnya marah juga 'Saya ini ditabrak, kok malah saya yang disalahkan'," kata Singgih mengulang ucapan saat itu.
Karena kecelakaan terjadi saat jam makan siang dan menyebabkan kemacetan, lanjut Singgih, pengendara lain menyarankan motor dan mobil dipinggirkan ke sebelah kiri. Ia dibantu warga meminggirkan motornya, sementara mobil Avanza itu juga menepi.
Tetapi, saat Singgih berjalan ke arah sepeda motornya, sopir Avanza itu justru kabur meninggalkannya dalam kondisi terluka. Beruntung, dia sempat memotret pelat mobil tersebut.
"Jadi motor saya dipinggirin ke paling kiri. Waktu saya nyampe motor, pelakunya sudah kabur," ungkap Singgih.
Perisitiwa tabrak lari ini sudah dilaporkan ke Polresta Denpasar dan saat ini pelaku dalam pengejaran pihak kepolisian.
"Benar (kami buru pelaku). Pengendara mobil Avanza DK 1397 CA meninggalkan TKP," kata Kasi Humas Polresta Denpasar Iptu, I Ketut Sukadi kepada detikBali, Rabu (22/6/2022) malam.
(irb/irb)