Ada cerita pilu dari meninggalnya Yuda Satrio Halim (52) di sebuah kos di Jalan Taman Sari Banjar, Denjalan, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Bali, Minggu (8/5/2022) pagi kemarin.
Pria asal Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat itu ditemukan meregang nyawa di kamar kosnya.
Yuda ditemukan meninggal oleh pemilik kost, yakni Saksi Wayan Eka Yudiarta. Kecurigaan Saksi Eka Yudiarta, itu karena selain korban tak keluar dari sejak sore, ia juga mencium bau tidak sedap dari kamar korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Singkat cerita, saat mengecek kamar, saksi sudah mendapati korban dalam kondisi kaku dan sudah membiru.
Bahkan selain sudah membiru dan wajah sedikit menghitam, dari mulut korban juga ditemukan darah.
Dugaan kuat, korban meninggal karena sakit diabet dan komplikasi yang dideritanya.
Kapolsek Sukawati, AKP I Made Ariawan mengatakan, tidak ada tanda kekerasan pada tubuh korban.
Dijelaskan, dari keterangan para saksi, korban sudah tinggal di Batubulan, Gianyar sejak 4 tahun lalu.
Kini atas meninggalnya korban, polisi dibantu warga langsung mengevakuasi jenazah korban ke kamar jenazah RSUP Sanglah Denpasar.
Sementara usai dievakuasi, imbuh Ariawan, pihak kepolisian kini tengah mencari informasi keberadaan kerabat korban. Sebab hingga saat ini, kata Ariawan, belum ada pihak yang melapor untuk mengakui sebagai kerabat maupun keluarga korban.
"Kami masih cari tahu info teman, kerabat, atau keluarganya melalui handphone korban untuk mengabarkan kondisinya," ujar Made Ariawan.
Kapolsek menjelaskan, para saksi yang mengenal korban memang menderita sakit komplikasi sejak lama. Korban sudah tinggal di tempat itu selama 4 tahun.
Sementara dari informasi lain yang didapatkan detikBali, korban sebelum meninggal sempat mengeluh sakit dan ingin diajak ke dokter.
Sedangkan dari penuturan tetangga dan pemilik kost, semasa hidupnya, mendiang Satrio Halim tinggal sendiri dan sehari-hari berjualan sabun.
"Setahu kami tidak ada keluarga, dia memang tinggal sendiri dan sakit-sakitan. Kalau pekerjaan setiap hari berjualan sabun semasa hidup,"tukas Saksi Eka
(dpra/dpra)