Pura Sakenan ramai dikunjungi pemedek saat Hari Raya Kuningan. Umat Hindu berdatangan saat Kuningan karena bertepatan dengan pujawali atau piodalan di Pura Sakenan.
Pujawali di Pura Sakenan digelar setiap enam bulan sekali atau tepat saat Saniscara Kliwon Kuningan. Biasanya, Ida Bhatara nyejer selama tiga hari. Pemedek bersembahyang dan memuja Ida Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Dewa Baruna, sang penguasa samudera.
Simak lokasi, sejarah, hingga arsitektur Pura Sakenan seperti dirangkum detikBali berikut ini.
Lokasi Pura Sakenan
Pura Sakenan terletak di Kelurahan Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali. Pura ini awalnya berdiri di sebuah pulau tersendiri, tetapi kini menyatu dengan pulau utama karena reklamasi yang saat ini kita kenal dengan Pulau Serangan.
Itulah sebabnya warga yang hendak bersembahyang ke Pura Sakenan di masa lalu harus menyeberang menggunakan perahu. Namun, setelah reklamasi, pemedek bisa menuju Pura Sakenan di Serangan melalui jalur darat. Luas Pulau Serangan saat ini mencapai 365 hektare.
Sebelum direklamasi tahun 1997, luas Pulau Serangan hanya 101 hektare. Serangan juga dikenal sebagai kampung nelayan di Kota Denpasar.
Sejarah Pura Sakenan
Pura Sakenan dikenal sebagai salah satu pura kahyangan jagat. Menurut catatan sejarah dalam Lontar Usana Bali, Pura Sakenan dibangun oleh Mpu Kuturan atau Rajakretha, seorang pendeta Hindu dari Kerajaan Majapahit.
Sedangkan menurut catatan prasasti di Desa Sading, Pura Sakenan disebut dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Masula Masuli yang bertakhta mulai tahun Isaka (Caka) 1100 atau 1178 Masehi.
Nama Sakenan sendiri diperkirakan berasal dari kata Cakya yang berarti menyatukan pikiran. Nama itu disematkan karena Pura Sakenan berada di tempat kecil yang dipisahkan oleh laut dan kerap digunakan sebagai tempat untuk mencari keheningan dan ketenangan.
Pura ini juga kerap digunakan untuk menyembah Ida Hyang Baruna yakni penguasa lautan yang menjaga keselamatan dunia.
Arsitektur Pura Sakenan
Secara arsitektur, Pura Sakenan terdiri atas beberapa ruang (mandala). Pada bagian utama mandala, berdiri sejumlah pelinggih atau tempat pemujaan. Sementara di luar area pura, terdapat pula beberapa fasilitas seperti warung makan hingga area parkir.
Sebagai salah satu tempat peribadatan umat Hindu, Pura Sakenan sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal. Pura ini pun menjadi salah satu warisan sejarah yang kerap dikunjungi.
Simak Video "Video Bubaran Wisata Bedugul saat Libur Kuningan, Kendaraan Berjubel di Badung"
(iws/iws)