Benarkah Tidak Boleh Sembahyang di Atas Jam 12 Siang Saat Kuningan?

Benarkah Tidak Boleh Sembahyang di Atas Jam 12 Siang Saat Kuningan?

Gita Julianti - detikBali
Jumat, 28 Nov 2025 09:07 WIB
Pemuka agama Hindu memercikkan air suci saat persembahyangan Hari Raya Galungan di Pura Jagatnatha, Denpasar, Bali, Rabu (25/9/2024). Hari Raya Galungan dirayakan umat Hindu sebagai hari kemenangan kebenaran (Dharma) atas kejahatan (Adharma) dengan melakukan persembahyangan di tiap-tiap pura yang ada di Bali. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/rwa.
Ilustrasi - Umat Hindu melakukan persembahyangan saat Hari Raya Kuningan di Bali. (Foto: ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)
Denpasar -

Sepuluh hari setelah Galungan, umat Hindu merayakan hari suci Kuningan. Terdekat, Kuningan kembali dirayakan pada Sabtu, 29 November 2025. Benarkah tidak boleh sembahyang di atas jam 12 siang saat Kuningan?

Kuningan jatuh setiap sabtu kliwon wuku kuningan. Perayaan Kuningan di Bali biasanya berlangsung dengan suasana teduh sejak pagi. Umat Hindu memulai hari dengan menghaturkan canang dan banten. Bunga-bunga dan aroma dupa tercium di setiap sudut Pulau Dewata.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sehari sebelum Kuningan, dikenal sebagai hari Penampahan Kuningan. Momen ini digunakan untuk menyiapkan banten dan beragam sarana upacara untuk menyambut rangkaian upacara Kuningan esok hari.

Persiapan menuju Kuningan juga mencakup pembersihan secara sekala maupun niskala di area pelinggih dan pura yang menjadi lokasi pelaksanaan upacara. Pembersihan sekala dilakukan dengan menyapu dan merawat pekarangan rumah serta merajan. Sedangkan, pembersihan niskala dilakukan melalui upakara pengeresikan.

ADVERTISEMENT

Waktu Persembahyangan Kuningan

Saat Kuningan, para dewa, pitara (roh leluhur), serta energi suci yang turun ke bumi sejak Galungan kembali naik ke kahyangan. Karena itulah, umat Hindu biasanya melakukan persembahyangan Kuningan pada pagi hari dengan penuh kesungguhan dan rasa syukur.

Persembahyangan Kuningan dianjurkan tidak dilakukan setelah pukul 12 siang. Sebab, menurut lontar-lontar keagamaan Hindu Bali, para dewa dan leluhur dipercaya sudah kembali ke alam niskala atau kahyangan siang hingga sore hari.

Artinya, waktu terbaik untuk melakukan sembahyang Kuningan adalah saat energi suci para dewa masih berada di dunia, yakni pagi hari hingga menjelang siang hari. Lontar Sundarigama yang sering dijadikan pedoman dalam pelaksanaan Hari Raya Galungan dan Kuningan menjelaskan pada hari Kuningan, para dewa turun ke dunia untuk memberikan anugerah dan kesejahteraan bagi umat manusia.

Pagi hingga tengah hari merupakan waktu yang baik karena pikiran masih jernih dengan semangat baru. Setelah tengah hari, energi alam mulai menurun, sehingga secara spiritual dianggap kurang baik untuk melakukan upacara utama seperti sembahyang Kuningan.

Meski demikian, ajaran Hindu juga sangat menekankan keikhlasan dan ketulusan hati saat menghaturkan doa. Jadi, bila seseorang karena keadaan tertentu tidak bisa sembahyang sebelum pukul 12 siang, hal itu bukan berarti sembahyangnya tidak sah. Terpenting adalah kesungguhan hati dalam memohon dan menghaturkan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Dengan demikian, kepercayaan bahwa tidak boleh sembahyang setelah pukul 12 siang saat Kuningan bukanlah larangan mutlak. Melainkan lebih pada ajaran etika waktu yang bersumber dari nilai-nilai kesucian dan keseimbangan kosmis. Anjuran ini menjaga agar umat melaksanakan sembahyang pada waktu terbaik, saat alam dan roh suci masih dalam keseimbangan yang harmonis.

Rahajeng Rahina Kuningan. Dumogi rahayu sareng sami.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Bubaran Wisata Bedugul saat Libur Kuningan, Kendaraan Berjubel di Badung"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads