Mpaa Sila dan Gantao, Silat Tradisional Bernuansa Permainan di Bima-Dompu

Mpaa Sila dan Gantao, Silat Tradisional Bernuansa Permainan di Bima-Dompu

I Komang Murdana - detikBali
Selasa, 23 Sep 2025 10:30 WIB
Beladiri Gantao, khas Bima dan Dompu. (Foto: YouTube Ego Rasta 2019)
Foto: Beladiri Gantao, khas Bima dan Dompu. (Foto: YouTube Ego Rasta 2019)
Dompu -

Kesenian yang ada di Indonesia memiliki beragam jenis, mulai dari seni beladiri, musik, tari hingga teater. Seperti di Bima dan Dompu, Nusa Tenggara Barat (NT), yang memiliki kesenian beladiri tradisional bernama Mpaa Sila.

Mpaa Sila adalah jenis seni beladiri silat tradisional yang bergaya permainan yang berasal dari Rasanggaru, desa Matua, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu. Mpaa Sila berbeda dengan jenis silat tradisional lainnya, permainan Mpaa Sila dilakukan dengan menggunakan pedang. Ada juga yang hanya menggunakan tangan kosong disebut dengan Gantao.

Berikut ulasan mengenai sejarah, makna dan fungsi, serta pertunjukan Mpaa Sila yang dirangkum dari buku Permainan Rakyat Daerah Nusa Tenggara Barat 1984:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Mpaa Sila dan Gantao

Mpaa Sila dan Gantao adalah permainan masyarakat Bima dan Dompu. Sejarah lahirnya seni beladiri tradisional bergaya permainan ini, diawali oleh kedatangan dua pedagang dari Arab ke daerah Bima dan Dompu yang bernama Huma dan Banta. Tujuan mereka datang ke daerah itu adalah menyebarkan Agama Islam.

ADVERTISEMENT

Setelah beberapa tahun, mereka mendirikan sebuah perguruan silat di Kecamatan Wawo, Bima yang dihuni oleh tiga pendekar berdarah bugis, bernama Talibo, Pata Epa dan Pata Elo. Tidak disangka peminat seni bela diri di daerah ini sangat tinggi sehingga dibentuklah cabang perguruan di Kempo dan Pelabuhan Ndaru, Bima.

Keunikan dari silat ini menarik perhatian masyarakat sehingga banyak yang ingin belajar atau sekedar melihat pertunjukannya. Agar bisa dinikmati oleh banyak orang akhirnya silat ini dipertunjukan dalam gaya permainan.

Untuk pertama kalinya pertunjukan silat bergaya permainan diadakan saat upacara Ndiha Molu (Maulid Nabi di Kerajaan). Selain itu, silat juga dipertunjukkan saat acara Pako Paja Kai (Panen Sawah Raja).

Dua acara itu merupakan tempat bertemunya para pendekar untuk menampilkan kebolehannya dalam permainan silat. Sekarang permainan ini sering di pertunjukan pada upacara besar nasional, regional hingga untuk menyambut tamu.

Makna dan Fungsi Mpaa Sila dan Gantao

Bagi masyarakat Bima dan Dompu, Mpaa Sila dan Gantao memiliki makna mendalam sebagai warisan tradisi yang mempererat persaudaraan dan menjaga jati diri mereka.

Silat bergaya permainan ini memiliki fungsi untuk menyehatkan tubuh karena melakukan aktifitas fisik dan gerakan-gerakan yang dilakukan merupakan latihan dalam bela diri. Selain itu, permainan ini mengajarkan nilai sportivitas antar pemain yang sangat penting dalam upaya melestarikan kesenian masyarakat Bima dan Dompu.

Pertunjukan Mpaa Sila dan Gantao

Sebelum pertunjukan dimulai para pendekar akan menunggu ditempat yang sudah disediakan. Selanjutnya diiringi dengan musik Boe Katete untuk memanggil penonton.

Ketika penonton sudah mendengarkan musik Boe katete berkumanda, secara otomatis mereka akan membentuk lingkaran yang nantinya akan menjadi arena pertunjukan Mpaa Sila dan Gantao.

Peserta dalam pertunjukan ini terdiri dari kaum laki-laki dewasa maupun muda yang nantinya akan diadakan satu lawan satu. Untuk Mpaa Sila aturan adalah boleh memukul tubuh bagian atas dari kepala sampai bahu, dan bagian bawah dari lutut hingga telapak kaki.

Pukulan dilakukan menggunakan pedang dengan cara ditusuk. Permainan akan berhenti apabila salah satu dari mereka menyerah atau sudah tidak mampu untuk melanjutkan permainan. Pada Gantao juga menggunakan peraturan yang sama, hanya saja tidak menggunakan pedang.

Sebelum pertunjukan dimulai masing-masing pedang yang dipegang pendekar ditaruh di tengah arena. Selanjutnya mereka akan mengeluarkan jurus-jurus pembuka. Setelah keduanya sudah selesai mengeluarkan jurus pembuka, mereka boleh mengambil pedangnya yang ditaruh di tengah arena.

Kemudian mulailah pertunjukan saling tusuk-menusuk dengan diiringi irama Boe Kanja.
Setiap selesai satu tahap, akan diselingi dengan gerakan tarian memukul dan menangkis. Demikianlah sampai kedua pemain lelah atau ada yang menyerah.

Sedangkan dalam permainan Gantao pertunjukan menampilkan jurus-jurus yang disebut jurus harimau, selence (keranda) dan kuda-kuda. Bagi yang kalah dalam pertandingan ini akan mendapatkan ejekan dan yang menang akan mendapatkan kepuasan batin. Namun ini hanya bersifat hiburan semata.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads