Kabupaten Sumbawa di Nusa Tenggara Barat (NTB) punya ragam rumah adat para pembesar Kerajaan Sumbawa dan makam kuno. Mulai Istana Dalam Loka, Istana Bala Puti, Makam Gunung Setia, hingga sumber air Buen Ai Awak.
Kini, rumah, makam kuno, dan sumber itu sudah ditetapkan pemerintah jadi cagar budaya. Berikut tujuh cagar budaya berupa makam kuno, rumah adat, dan sumber air itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Istana Dalam Loka
Istana Dalam Loka dibangun pada 1885 dan merupakan rumah tinggal sekaligus tempat bertahtanya Sultan Muhammad Djaluddin III, Sumbawa, NTB. (kesultanansumbawa.id) Foto: Istana Dalam Loka dibangun pada 1885 dan merupakan rumah tinggal sekaligus tempat bertahtanya Sultan Muhammad Djaluddin III, Sumbawa, NTB. (kesultanansumbawa.id) |
Istana Dalam Loka adalah istana negara Kesultanan Sumbawa. Kediaman Sultan Sumbawa ke-16 Muhammad Jalaluddin III itu dibangun pada 1885.
Selain sebagai rumah tinggal Jalaluddin III dan keluarganya, Istana Dalam Loka juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan. Istana itu pernah dipugar pada 1932.
Kini, Istana Dalam Loka jadi cagar budaya. Ada istana baru yang dibangun di area dalam Istana Dalam Loka, tak lama setelah dipugar.
2. Istana Bala Puti
Istana Bala Puti, Istana Sultan Muhammad Kaharuddin III, Sumbawam, NTB. (kesultanansumbawa.id) Foto: Istana Bala Puti, Istana Sultan Muhammad Kaharuddin III, Sumbawam, NTB. (kesultanansumbawa.id) |
Istana Bala Puti ditetapkan sebagai cagar budaya dalam SK Bupati Sumbawa Nomor 1316 Tahun 2022. Istana itu adalah bekas rumah tinggal Sultan Muhammad Kaharuddin III.
Dibangun pada 1932 hingga diresmikan pada 1934, istana itu punya arsitektur khas Eropa. Rumor yang beredar, istana itu adalah simbol cinta sang sultan pada permaisurinya Ruma Paduka (putri mahkota) Siti Khadidjah Daeng Ante.
Siti adalah putri dari Sultan Bima, Sultan Muhammad Salahuddin. Namun, Istana Bala Puti pernah mengalami musibah kebakaran yang melanda pada 2017.
3. Istana Bala Kuning
Istana Bala Kuning di Sumbawa. (Dok. kebudayaan.sumbawakab.go.id) |
Ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya melalui SK Bupati Sumbawa Nomor 1316 Tahun 2022, Istana Bala Kuning adalah rumah pribadi Sultan Muhammad Kaharuddin III pasca lengser. Sama seperti Istana Bala Putih, istana itu juga berarsitektur Eropa.
Sesuai namanya, mayoritas bagian bangunan istana itu bercat warna kuning. Warna itu melambangkan aristokrasi masa lampau di Sumbawa. Ada juga beberapa benda pusaka yang tersimpan di istana itu.
4. Bala Datu Rangga
Bala Datu Rangga di Sumbawa. (dok. kebudayaan.sumbawakab.go.id) |
Bala Datu Rangga berlokasi di Kelurahan Pekat, Kecamatan Sumbawa. Dibangun setahun setelah pembangunan Istana Dalam Loka, yakni 1886. Ditetapkan sebagai cagar budaya melalui SK Bupati Sumbawa pada 2022.
Bala Datu Rangga adalah rumah tinggal Perdana Menteri terakhir Kesultanan Sumbawa, Datu Ranga Abdul Madjid Daeng Matutu. Kini, bangunan dikelola oleh Yayasan Datu Ranga Abdul Madjid Daeng Matutu.
5. Makam Sampar
Makam Sampar di Sumbawa. (dok kebudayaan.sumbawakab.go.id) |
Makam Sampar berlokasi di Kota Sumbawa Besar. Hanya 1 kilometer (km) ke arah timur menuju Istana Dalam Loka. Disebut Makam Sampar karena pengunjung harus mendaki bukit setinggi 100 meter.
Makam Sampar adalah kuburan para raja Sumbawa dan keluarga besarnya. Meski dikatakan makam para raja, tidak ada penanda khusus yang membedakan dengan kuburan rakyat di sekitarnya.
6. Makam Gunung Setia
Makam Gunung Setia di Sumbawa. (dok. kebudayaan.sumbawakab.go.id) |
Istana Balong terbakar hebat pada 5 April 1731. Sultan Sumbawa Datu Taliwang, Datu Gunung Setia, permaisuri dan anak-anaknya tewas dalam musibah itu.
Kemudian, mereka dimakamkan di Bukit Gunung Setia di Kelurahan Brang Biji, Kecamatan Sumbawa. Makam mereka kini menjadi cagar budaya. Sultan Sumbawa Datu Taliwang dianugerahi nama Datu Ling Gunung Setia pasca kematiannya.
7. Buen Ai Awak
Buen Ai Awak adalah sumber mata air yang disucikan di Sumbawa. (dok. kebudayaan.sumbawakab.go.id) |
Buen Ai Awak adalah sumber mata air yang disucikan masyarakat sekitar. Lokasinya, di Jalan Ai Awak, Seketeng, Kecamatan Sumbawa.
Dahulu, sumber air di Ai Awak dipakai sebagai sarana upacara adat Kesultanan Sumbawa. Kini, mata air yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya itu, kerap dimanfaatkan warga sekitar untuk pemandian umum.
Baca juga: Serune, Alat Musik Tradisional dari Sumbawa |
8.Makam Masjid Agung
Makam Masjid Agung di Sumbawa. (dok kebudayaan.sumbawakab.go.id) |
Masjid Agung Nurul Huda, berlokasi di Sumbawa Besar, Kabupaten Sumbawa, adalah jejak penyebaran Islam di NTB. Di sana, ada areal pemakaman yang dikenal dengan nama Makam Masjid Agung.
Sultan Muhammad Jalaluddin III, Sultan Muhammad Kaharuddin III, dan semua keluarga besar dua raja itu dimakamkan di sana. Karena keterkaitan dengan Kesultanan Sumbawa, makam itu ditetapkan sebagai cagar budaya.
(nor/nor)



















































