Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47 2025 resmi ditutup. Gubernur Bali Wayan Koster menyebut PKB menjadi motor pelestarian budaya dan penggerak kemajuan perekonomian di Bali.
"Pesta kesenian Bali dengan resmi tityang (saya) nyatakan ditutup," kata Gubernur Bali Wayan Koster saat pidato penutupan PKB 2025 di Art Center, Denpasar, Sabtu (19/7/2025).
Koster mengatakan PKB adalah sarana untuk menjaga budaya, adat, dan istiadat Bali. Sehingga, eksistensi Bali di mata dunia tetap berlanjut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain menjaga budaya dan tradisi, Koster berharap kiprah Bali terutama di dunia pariwisata, semakin meningkat, berkualitas, dan berkelanjutan. Hal itu selaras dengan rancangan pembangunan di Bali selama 100 tahun mendatang dengan mempertahankan budayanya.
"Budaya inilah yang menjadi pemicu kehidupan kita di Bali. Terutama di (sektor) pariwisata," kata Koster.
Koster mengatakan pariwisata masih menjadi penggerak utama perekonomian di Bali. Dia menyebut, jumlah wisatawan asingnya saja tercatat 6,4 juta sepanjang 2024.
Dengan jumlah wisatawan asing sebanyak itu, Koster menyebut devisa yang dihasilkan dari pariwisata di Bali mencapai Rp 107 triliun. Menurutnya, basis budaya yang telah terbangun menjadi motor peningkatan perekonomian di Bali.
"Kami tidak punya tambang, tidak punya emas, tidak punya minyak, dan tidak punya gas. Tapi kami dianugerahi budaya yang kaya unik dan unggul. Sepanjang itu, Bali akan tetap eksis dan survive secara berkelanjutan," katanya.
Tema Baru PKB ke-48 2025
Penutupan PKB 2025, sekaligus pengumuman tema PKB ke-48 pada 2026. Tema untuk PKB 2025 yakni Atma Kerthi Jiwa Suddha Parisudha.
"(Maknanya) yakni memuliakan jiwa paripurna," kata Koster.
Koster mengimbau agar para seniman segera menyiapkan karyanya. Dia berharap ada inovasi baru dari tiap karya yang ditampilkan pada PKB 2026 nanti.
"Selesai Pesta Kesenian Bali tahun ini langsung bekerja untuk membuat karya, kreasi, dan inovasi. Untuk Pesta Kesenian Bali tahun 2026. Agar semakin maju dan berkualitas," katanya.
(nor/nor)