detikBali

Investasi Asing di Bali Capai Rp 18,7 Triliun, Australia Penyumbang Tertinggi

Terpopuler Koleksi Pilihan

Investasi Asing di Bali Capai Rp 18,7 Triliun, Australia Penyumbang Tertinggi


Rizki Setyo Samudero - detikBali

Wisatawan berkunjung di Pantai Echo Canggu, Badung, Bali, Senin (1/9/2025). Menurut Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali I Putu Winastra mengatakan antusias wisatawan mancanegara masih tinggi untuk ke Bali dan situasi pariwisata masih kondusif pasca terjadi aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh pada Sabtu (30/8). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nz
Ilustrasi - Wisatawan memadati Pantai Echo Canggu, Badung, Bali, Senin (1/9/2025). (Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)
Denpasar -

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Bali mencatat jumlah penanaman modal asing (PMA) di Pulau Dewata per triwulan III 2025 mencapai Rp 18,7 triliun. Australia menjadi negara yang menyumbang nilai investasi asing tertinggi di Bali sebesar Rp 2,3 triliun.

Kemudian, diikuti Rusia dengan nilai investasi Rp 2,26 triliun, Singapura (Rp 2,2 triliun), Prancis (Rp 1,4 triliun), dan Belanda (Rp 996 miliar). Adapun lima sektor realisasi tertinggi investasi asing di Bali, yakni sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran; hotel dan restoran; jasa lainnya; perdagangan dan reparasi; hingga sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Dinas PMPTSP Bali Ketut Sukra Negara menjelaskan target investasi di Bali pada 2025 secara keseluruhan mencapai Rp 45,62 triliun. Target tersebut sudah termasuk PMA dan penanaman modal dalam negeri (PMDN). Hingga triwulan III 2025, realisasi investasi di Bali berada di angka Rp 32,39 triliun.

"Target investasi baik PMA dan PMDN naik (dari tahun lalu)," ujar Sukra singkat kepada detikBali, Rabu (3/12/2025).

ADVERTISEMENT

Adapun, realisasi investasi dalam negeri di Bali hingga triwulan III 2025 telah menyentuh Rp 13,65 triliun. Lima sektor tertinggi investasi dalam negeri di Bali terdiri dari hotel dan restoran Rp 5,2 triliun.

Disusul sektor perdagangan dan reparasi sebesar Rp 2,9 triliun, jasa sebesar Rp 2,2 triliun. Kemudian, sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi Rp 1,4 triliun; serta perumahan, kawasan industri, dan perkantoran Rp 824 miliar.




(iws/iws)











Hide Ads