Tata Cara Pelaksanaan Banyu Pinaruh Sehari Setelah Saraswati

Tata Cara Pelaksanaan Banyu Pinaruh Sehari Setelah Saraswati

Ni Komang Nartini - detikBali
Senin, 03 Feb 2025 04:30 WIB
Ilustrasi Melukat di Pura Tirta Empul, Bali.
Ilustrasi melukat. (Foto: Rachman_punyaFOTO)
Denpasar -

Banyu Pinaruh adalah upacara yadnya yang dilaksanakan oleh umat Hindu di Bali sehari setelah Hari Raya Saraswati. Jika Saraswati jatuh pada hari terakhir di wuku watugunung, maka Banyu Pinaruh jatuh pada hari pertama wuku sinta atau tepatnya pada redite paing sinta.

Perayaan Banyu Pinaruh memiliki makna pembersihan diri, baik secara fisik maupun spiritual. Pelaksanaan banyu pinaruh terkait dengan prosesi melukat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyu Pinaruh berasal dari kata banyu yang berarti air dan pinaruh atau pangweruh yang artinya pengetahuan. Dengan demikian, Banyu Pinaruh secara filosofis bermakna membersihkan kekotoran atau kegelapan pikiran (awidya) dengan bermandikan ilmu pengetahuan.

Manawa Dharmasastra menyebutkan:

ADVERTISEMENT

"Adbhirgatrani suddhyanti, manah satyena suddhyanti widyatapobhyam bhutatma budhhir jnyanena suddyanti."

(Badan dibersihkan dengan air; pikiran disucikan dengan kebenaran dan kejujuran (satya); roh atau atman dibersihan dengan ilmu pengetahuan dan tapa brata; akal atau budhi dibersihkan dengan kebijaksanaan atau jnana.)

Simak tata cara pelaksanaan melukat saat Banyu Pinaruh atau sehari setelah Hari Raya Saraswati berikut ini.

1. Persiapan Sebelum Melukat Saat Banyu Pinaruh

Sebelum Melukat, umat Hindu baisanya melakukan meditasi atau yoga untuk menyiapkan diri secara mental dan spiritual. Ini akan membantu meningkatkan konsentrasi dan kesadaran saat melukat.

2. Lokasi Melukat

Melukat dapat dilakukan di tempat-tempat suci seperti pantai, sungai, atau sumber air lainnya. Pastikan lokasi tersebut bersih dan tidak tercemar, agar ritual dapat berlangsung dengan khusyuk.

Ada banyak lokasi untuk melukat di Bali. Misalkan Pura Tirta Sudamala di Bangli, Taman Beji Griya Waterfall (Badung), Pura Campuhan Widhu Segara (Pantai Padanggalak, Denpasar), Pura Luhur Tamba Waras (Tabanan), Pura Tirta Empul (Gianyar).

3. Proses Melukat

Melukat sebaiknya dilakukan saat matahari terbit, ketika energi positif sedang tinggi. Ini juga merupakan waktu yang tepat untuk merenung dan berdoa.

Adapun sarana yang perlu dipersiapkan saat melukat, umumnya banten pejati. Jangan lupa siapkan bunga, dupa, dan banten lainnya. Bawalah juga air kumkuman (air berisi bunga) untuk digunakan setelah proses melukat sebagai simbol penyucian.

4. Setelah Melukat

Setelah melukat, gunakan air kumkuman untuk berkeramas. Ini merupakan bagian dari proses penyucian diri yang melambangkan kebersihan jasmani dan rohani.

Akhiri ritual dengan sembahyang di merajan (tempat ibadah) masing-masing. Ucapkan rasa syukur atas pengetahuan yang diperoleh dan mohon bimbingan agar dapat menjalani hidup dengan lebih bijaksana.

Nah, itulah beberapa tata cara pelaksanaan melukat. Selamat merayakan Banyu Pinaruh!




(iws/iws)

Hide Ads