Mengapa Perayaan Maulid Nabi Identik dengan Telur? Ini Alasannya

Mengapa Perayaan Maulid Nabi Identik dengan Telur? Ini Alasannya

Rio Raga Sakti - detikBali
Jumat, 13 Sep 2024 06:30 WIB
Warga Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali menggelar tradisi Muludan Base untuk menyambut hari Maulid Nabi Muhammad, Sabtu (8/10/2022).
Foto: Warga Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali menggelar tradisi Muludan Base untuk menyambut hari Maulid Nabi Muhammad, Sabtu (8/10/2022). (Made Wijaya Kusuma/detikBali)
Denpasar -

Telur menjadi salah satu elemen yang selalu hadir saat perayaan Maulid Nabi. Tradisi menghias telur dalam tradisi Maulid Nabi ini memiliki makna filosofis yang mendalam.

Tradisi menghias telur dapat ditemukan di berbagai daerah lain di Indonesia, seperti Banyuwangi, Bali, hingga Makassar. Tradisi menghias telur juga memiliki penyebutan berbeda di setiap daerah.

Meskipun sekilas tampak mirip dengan tradisi menghias telur Paskah, penggunaan telur dalam perayaan Maulid Nabi memiliki makna yang berbeda. Lantas, mengapa perayaan Maulid Nabi identik dengan telur?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengapa Perayaan Maulid Nabi Identik dengan Telur?

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut alasan mengapa perayaan Maulid Nabi identik dengan telur.

ADVERTISEMENT

Perayaan Maulid Nabi identik dengan telur karena memiliki makna simbolis yang mendalam, seperti dalam tradisi ndhog-ndhogan dari Banyuwangi. Dalam tradisi ndhog-ndhogan, telur yang dihias dan ditancapkan pada tusukan bambu kecil dihiasi kertas berwarna-warni disebut sebagai "kembang endog".

Telur sendiri melambangkan tiga konsep utama dalam ajaran Islam, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan. Setiap lapisan pada telur, mulai dari kulit, putih telur, hingga kuning telur, merepresentasikan kekuatan iman, kesucian hati, dan kebaikan yang harus dimiliki seorang mukmin.

Tradisi ini juga menggunakan telur bebek sebagai simbol kepasrahan dalam ibadah, karena bebek bertelur dalam diam. Telur-telur ini direbus terlebih dahulu hingga matang dan kemudian disusun di batang pohon pisang yang sudah dihias.

Penggunaan pohon pisang dalam tradisi ini melambangkan kelangsungan hidup dan ketahanan spiritual. Pohon pisang memiliki karakteristik khusus, yaitu ketika batangnya dipotong, ia akan tumbuh kembali. Ini juga menjadi simbol kehidupan seorang mukmin yang selalu bertahan dan terus berkembang meskipun menghadapi berbagai cobaan.

Selain itu, bunga mawar yang menghiasi kembang endog dipilih bukan tanpa alasan. Penggunaan bunga mawar dipilih karena merupakan bunga yang dicintai oleh para sufi. Tradisi ini terinspirasi oleh kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW saat Isra Mi'raj.

Kegiatan Maulid Nabi tidak hanya sebatas menghias telur dan batang pisang, tetapi juga disertai dengan berbagai acara keagamaan seperti ceramah, pembacaan Al-Qur'an, serta kesenian religius seperti hadrah, samrah, atau qasidah.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads