Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW, Momen Bersejarah dalam Islam

Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW, Momen Bersejarah dalam Islam

Rio Raga Sakti - detikBali
Rabu, 11 Sep 2024 10:19 WIB
Kapan 12 Rabiul Awal 2022? Seputar Peringatan Maulid Nabi 2022
Maulid Nabi. Foto: Getty Images/iStockphoto/Zeynurbaba
Denpasar -

Maulid Nabi adalah salah satu perayaan penting bagi umat Islam yang diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal. Pada hari tersebut, umat Muslim di berbagai belahan dunia mengenang hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Maulid Nabi berasal dari dua kata bahasa Arab, yaitu Maulid dan Nabi. Kata Maulid memiliki makna yang sama dengan kata milad yang berarti ''lahir'' atau ''kelahiran''. Sedangkan kata Nabi yang dimaksud adalah Nabi Muhammad SAW itu sendiri.

Nabi Muhammad sendiri merupakan seorang nabi terakhir yang telah menyempurnakan ajaran para nabi sebelumnya. Selain itu, Nabi Muhammad mendapatkan wahyu dan mukjizat yang luar biasa dari Allah SWT, yaitu berupa kitab suci Al-Qur'an.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, bagaimana sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW?

Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad

Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini rangkuman sejarah kelahiran Nabi Muhammad.

ADVERTISEMENT

Nabi Muhammad SAW lahir pada Tahun Gajah, sekitar tahun 570 Masehi. Saat itu, pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah dari Habasyah berniat menghancurkan Ka'bah pada tanggal 12 Rabiul Awal. Allah SWT kemudian mengirim burung ababil untuk menghentikan pasukan tersebut yang sebagaimana diceritakan dalam Al-Qur'an Surat Al-Fil.

Rasulullah adalah anak dari pasangan Abdullah bin Abdul Muthalib dan Aminah binti Wahb. Ayahnya adalah anak seorang pemimpin suku Quraisy yang sangat dihormati. Nabi Muhammad SAW lahir sebagai anak yatim lantaran ayahnya wafat sebelum ia lahir.

Setelah beberapa tahun bersama ibunya, Nabi Muhammad SAW diasuh oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib. Kakeknya kemudian menyerahkan Nabi Muhammad kepada ibu susu bernama Halimah binti Abi Dzuaib, dari Bani Sa'ad bin Bakar.

Halimah dan rombongannya awalnya ragu untuk mengasuh Muhammad karena mereka mengharapkan imbalan, tetapi akhirnya ia menyusui dan merawat Nabi selama empat tahun di pemukiman Bani Sa'ad.

Ketika Nabi Muhammad berusia lima tahun, Halimah mengembalikannya kepada ibunya. Namun, tak lama kemudian ibunya meninggal dunia saat Nabi Muhammad berusia enam tahun. Dua tahun kemudian, kakeknya juga meninggal dunia, sehingga Nabi Muhammad SAW tinggal bersama pamannya yang bernama Abu Thalib.

Nabi Muhammad SAW kemudian ikut pamannya berdagang ke Negeri Syam untuk pergi berdagang. Di perjalanan, ia bertemu dengan seorang rahib bernama Nasthur yang melihat tanda-tanda keistimewaan pada dirinya. Setelah kembali dari perjalanan dagang, Nabi Muhammad SAW menikah dengan Khadijah binti Khuwailid dan memiliki tiga putra serta empat putri.

Pada usia 40 tahun, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertamanya di Gua Hira dan mulai berdakwah secara diam-diam selama tiga tahun. Setelah itu, turun Surat Al-Hijr Ayat 94 yang memerintahkannya berdakwah secara terbuka. Sejak saat itu, Nabi Muhammad SAW terus menyebarkan ajaran Islam hingga akhir hayatnya.

Cara Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Seperti yang sudah diketahui, Maulid Nabi merupakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah. Oleh karena itu, banyak umat Islam yang akan memperingati hari peringatan ini sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan atas ajaran-ajaran beliau.

Maulid Nabi biasanya diisi dengan berbagai kegiatan keagamaan, seperti ceramah, membaca sholawat, doa bersama, dan pembaca sejarah kehidupan Nabi. Selain itu, masing-masing wilayah di negara Indonesia memiliki caranya tersendiri untuk memperingati Maulid Nabi.

Di Yogyakarta, peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW sering kali dirayakan dengan tradisi Sekaten. Tradisi ini biasanya diadakan di alun-alun Yogyakarta dan melibatkan berbagai kegiatan, seperti pemukulan gamelan, pasar rakyat, dan acara keagamaan.

Tidak hanya di Yogyakarta, daerah lain di Indonesia juga memiliki cara unik dalam memperingati Maulid Nabi. Di Cirebon, misalnya, terdapat tradisi Panjang Jimat. Sementara itu, di Padang, masyarakat merayakan Maulid Nabi dengan tradisi bunga lado.

Lalu di Bali ada tradisi mengarak bale saji yang berisi hiasan bunga dari telur dan kertas, yang dimana telur tersebut melambangkan kelahiran. Di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), juga ada Tradisi Sripuan. Tradisi ini juga dikenal sebagai kirab atau pawai dari Masjid Kampung Solor, menuju ke Masjid Bonipoi, dan berakhir di Masjid Albaitul Qadim Air Mata.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads