Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki berbagai tempat wisata yang tentunya terdapat cerita rakyat yang melegenda. Salah satunya ialah Danau Asmara yang terletak di Flores Timur, NTT.
Danau Asmara ini memiliki nama lain yakni Danau Waibelen. Nama Waibelen berasal dari bahasa Lamaholot 'wai' yang artinya air dan 'belen' yang berarti besar. Sehingga Waibelen sendiri berarti sumber air besar.
Danau ini berlokasi di Waibao, Tanjung Bunga, Flores Timur, NTT. Danau Asmara menyajikan berbagai daya tarik yang menarik minat pengunjung untuk berwisata di danau tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan pemandangan danau yang memukau dan memanjakan mata, spot-spot foto yang bagus, serta berbagai wahana yang dapat dinikmati. Meski demikian, ada cerita mistis terkait Danau Asmara. Simak yuk!
Kisah Mistis Danau Asmara
Bermula dengan nama Danau Waibelen yang merupakan sumber air yang luas bagi Desa Waibao, nama danau ini pun hingga saat ini kian terkenal dengan sebutan Danau Asmara. Kisah cinta sepasang kekasih yang tidak mendapatkan restu orang tua yang menjadi latar belakang munculnya sebutan Danau Asmara.
Lio Kelen dan Nela Kelen merupakan sepasang kekasih yang sama-sama berasal dari Kampung Tengadei, Desa Waibao. Tak hanya itu, mereka juga memiliki hubungan kekerabatan yang sangat dekat, sehingga dari hal inilah orang tua mereka tidak merestui hubungan yang dijalani.
Alhasil mereka bersepakat untuk bunuh diri dengan cara melompat dan terjun ke Danau Waibelen dengan tangan yang saling terikat.
Adapun di tengah Danau Asmara ini terdapat buaya yang dipercayai merupakan jelmaan dari raja 'Sabat Tei, Tua Da Lame' penghuni ile Sodo Bera, woka ba Nara. Biasanya buaya ini disapa dengan sebutan Nene oleh masyarakat setempat.
Masyarakat pun sering memberikan sesajen di danau tersebut. Mereka yakini bahwa buaya yang ada tidak akan memangsa manusia, jikalau masyarakat setempat tidak saling menyumpahi.
Untuk itulah bagi detikers yang ingin berwisata di danau ini, diharapkan untuk tetap menjaga sopan santun, tata krama dengan tidak berbicara kasar dan kotor, bahkan saling mengucapkan sumpah kepada sesama.
(nor/nor)