Gunung Mutis adalah salah satu gunung yang terletak di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Gunung Mutis menawarkan pesona alam yang menakjubkan dan memberikan petualangan yang tak terlupakan.
Gunung Mutis tidak hanya menyuguhkan panorama alam yang memukau, tetapi juga kekayaan ekosistem yang masih terjaga dengan baik. Gunung ini memancarkan keindahan yang menantang para pendaki dan pecinta alam untuk menjelajahinya.
Untuk kamu yang ingin mengunjungi gunung ini, simak terlebih dahulu mengenai daya tarik, lokasi, jam operasional, mitos, dan ritual di Gunung Mutis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daya Tarik Gunung Mutis
![]() |
Gunung Mutis memiliki ketinggian sekitar 2.458 meter di atas permukaan laut (mdpl). Di Gunung Mutis menawarkan keunikan tersendiri dengan hutan bonsai sebagai salah satu daya tarik utama.
Hutan ini terkenal dengan batang pohonnya yang menyerupai bonsai yang membuatnya sangat unik dan menawan. Beberapa orang juga menyebutnya Hutan Ampupu, merujuk pada tumbuhan ampupu atau Eucalyptus urophylla yang banyak ditemukan di sana.
Batang-batang pohon yang unik sering menjadi objek foto yang menarik dan instagramable, dengan akar yang melingkar dan ditumbuhi lumut hijau. Hutan bonsai di Gunung Mutis diklaim sebagai satu-satunya di Indonesia, dan jika beruntung, Anda bisa menyaksikan bunga anggrek yang mekar di batang-batang pohon ini.
Lokasi Gunung Mutis
Gunung Mutis terletak di Kecamatan Fatumnasi dan Kecamatan Toba, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT.
Jam Operasional Gunung Mutis
Gunung Mutis buka setiap hari selama 24 jam sehingga pengunjung dapat datang kapan saja untuk mendaki ke gunung ini.
Mitos Gunung Mutis
![]() |
Gunung Mutis memiliki makna yang sangat sakral sebagai sumber kehidupan dan tempat asal leluhur bagi masyarakat Mollo. Mereka meyakini bahwa setelah meninggal dunia, mereka akan kembali ke Gunung Mutis, tempat leluhur mereka berasal.
Meski agama Kristen telah mempengaruhi budaya Timor, keyakinan terhadap Gunung Mutis masih sangat kuat di kalangan masyarakat Atoni, terutama suku Mollo. Mereka tetap menganggap Gunung Mutis sebagai tempat suci, di mana roh leluhur mereka yang disebut 'Uis Neno' dipercaya tinggal di sana.
Dalam perspektif kekristenan, keyakinan ini sering diartikan sebagai Tuhan yang bersemayam di tempat suci, dan hanya mereka yang menjalani kehidupan yang benar yang dapat mendekati-Nya.
Ritual Adat di Gunung Mutis
Bagi para petualang yang ingin menjelajahi Gunung Mutis, penting untuk diingat bahwa berkeliling hutan dan sabana harus dengan bimbingan penduduk setempat. Sebelum memulai perjalanan, pemandu biasanya melakukan ritual persembahan di dekat batu besar di Hutan Bonsai Mutis, seperti membakar rokok atau menyan sebagai bentuk izin kepada pemilik gunung demi kelancaran perjalanan.
Gunung Mutis dianggap suci oleh penduduk lokal, sehingga penting untuk menjaga keasrian kawasan ini dan tidak merusaknya. Untuk mengunjungi Cagar Alam Gunung Mutis, Anda bisa mulai dari Kota Kupang menuju Soe, ibu kota TTS, yang berjarak sekitar 110 kilometer (km) dan memakan waktu sekitar 2,5 jam.
Dari Soe, lanjutkan perjalanan dengan bus ke Kecamatan Mollo Utara, Kapan, dan kemudian menggunakan bus ke Desa Fatumnasi, yang berada di lereng Gunung Mutis dan merupakan pintu masuk ke kawasan wisata.
(nor/nor)