Mas kawin atau belis yang biasa dikenal oleh masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan tradisi turun-temurun dalam acara adat pernikahan. Belis diberikan oleh pihak mempelai laki-laki kepada pihak mempelai perempuan.
Belis diberikan dalam bentuk mahar pernikahan sebagai makna penghargaan terhadap mempelai perempuan dan keluarganya. Serta menjadi bukti keseriusan mempelai laki-laki untuk menikahi pujaan hatinya.
Belis ini biasa berupa uang tunai, hewan, atau barang-barang lainnya sesuai dengan kesepakatan keluarga dan aturan adat yang dipercayai masyarakat NTT. Setiap daerah di NTT memiliki besaran dan ketentuan belis yang berbeda-beda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini beberapa daerah di NTT dengan belis termahal yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Belu
Adat Belu mengenal dua sistem perkawinan, yaitu patrilineal atau garis keturunan ayah dan matrilineal atau garis keturunan ibu.
Jika kalian menikah dengan sistem patrilineal, maka kalian harus mempersiapkan belis atau mahar nikah di antaranya yaitu uang emas, uang perak, tenun ikat, tenun sulam, hewan besar berupa babi, sapi, kerbau, dan juga tanah atau perkebunan.
2. Sikka
Selanjutnya ada Sikka. Dalam perkawinan di Sikka menggunakan gading gajah sebagai belis atau mahar pernikahan.
Gading gajah yang perlu disiapkan oleh mempelai pria sebanyak 10 gading dengan ukuran yang beragam. Dimulai dari 30 cm, 60 cm, hingga 1 meter dengan kisaran harga sebesar Rp 20 juta hingga Rp 30 juta per gading gajah.
3. Sumba
Pulau Sumba yang menarik membuat semua orang ingin berkunjung ke sana, lain halnya dengan belis untuk wanita Sumba yang terkenal 'mencekik'. Belis yang harus disiapkan untuk menikahi seorang gadis Sumba yaitu puluhan kuda, kerbau, parang, dan juga perhiasan mamuli khas Sumba.
Kesepakatan belis tergantung dari kedua pihak mempelai. Jika mempelai wanita berasal dari kaum bangsawan, maka hewan yang perlu disiapkan sekitar 30 ekor. Sedangkan jika mempelai wanita berasal dari rakyat biasa, maka hewan ternak yang perlu disiapkan sebanyak 5 hingga 15 ekor.
4. Flores Timur
Di daratan Flores Timur menggunakan belis gading gajah sebagai mahar pernikahan. Gading gajah harus berukuran 1,25 meter hingga 2 meter dengan kisaran harga sekitar Rp 200 juta.
Selain gading gajah, mempelai pria juga harus mempersiapkan barang-barang hantaran di antaranya arak, makanan hasil pertanian, hasil ternak, dan juga dua ekor ayam bakar dengan rokok yang ditempatkan di mulut ayam bakar tersebut.
5. Manggarai
Daerah Manggarai memegang teguh adat tradisi belis untuk wanita Manggarai atau yang biasa disapa Enu Molas. Untuk menikahi Enu Molas harus mempersiapkan belis berupa uang tunai sebesar Rp 75 juta hingga Rp 500 juta sebagai pengganti hewan ternak.
Namun, belis di Manggarai ini akan disesuaikan kembali dengan status sosial dan tingkat pendidikan seorang mempelai wanita. Jika semakin tinggi status sosial atau pendidikan mempelai wanita, maka akan semakin tinggi juga belis yang harus disiapkan.
6. Alor
Untuk wanita Alor, belis pernikahan bukan dalam bentuk uang melainkan dalam bentuk Moko. Moko merupakan benda dari zaman prasejarah yang terbuat dari bahan perunggu dan berbentuk seperti gendang.
Harga Moko ini berkisar dari 2 juta hingga puluhan bahkan ratusan juta. Moko ini juga bisa dibayar belakangan atau utang dan setelah menikah harus tetap mencari hingga dapat sesuai dengan permintaan pihak mempelai wanita.
7. Rote
Jika ingin mempersunting wanita rote atau biasa disebut Te'o Rote, maka kalian perlu mempersiapkan belis puluhan hingga ratusan juta.
Belis untuk wanita Rote ini berupa hewan ternak seperti babi atau sapi dan juga uang tunai sesuai dengan aturan adat yang ada. Seperti untuk air susu ibu dan uang untuk To'o atau om dari mempelai wanita.
Sudah siap untuk menikahi perempuan NTT ? Jangan lupa mempersiapkan diri dan perhatikan informasi mengenai belis tersebut. Semoga bermanfaat.
(nor/nor)