Liputan Khusus Jejak Bung Karno di Bali

Kisah Asmara Orang Tua Bung Karno: Gadis Penari Bali Penakluk Hati Guru Soekemi

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Kamis, 04 Jul 2024 21:59 WIB
Foto: Potret kedua orang tua Bung Karno yang terpajang di rumah kelahiran ibunda Bung Karno di Buleleng. (Made Wijaya Kusuma/detikBali)
Buleleng -

Medio Oktober 1891, seorang guru asal Blitar, Jawa Timur, menghirup bau asin laut yang menyeruak dari dermaga di Pelabuhan Buleleng, Bali. Dia tiba di sana atas perintah Kolonial Belanda.

Guru itu bernama Raden Soekemi Sosrodiharjo. Berbekal SK/Busluit tertanggal 10 Oktober, Soekemi datang dan mengajar di Sekolah Rakyat (SR) 1 Singaraja yang kini berubah nama menjadi SD Negeri 1 Paket Agung.

Sama seperti sebelum-sebelumnya, setiap kali kapal sandar di pelabuhan itu, selalu disambut warga dengan antusias. Tanpa sengaja, mata Soekemi beradu dengan mata seorang gadis di tengah kerumunan para penyambut.

Hari pertama yang tak dilupakan Soekemi saat tiba di Pulau Dewata. Tatapan dan senyuman sang gadis terus terbayang dan mengisi lamunan Pak Guru Soekemi.

Hari-hari berikutnya dilalui Soekemi di sekolah kecil tempatnya bertugas. Soekemi muda juga kerap ikut acara-acara warga di sana.

Sebagai seorang guru, Soekemi masuk dalam jajaran orang penting. Tak heran jika dia selalu dilibatkan dalam setiap pesta atau acara warga di sana.

Suatu ketika, bertepatan dengan Hari Raya Galungan, Soekemi menghadiri piodalan Pura Desa Adat Buleleng. Soekemi yang jatuh cinta akan budaya Bali, kerap sering menonton pertunjukan dan tarian Bali.

Dia terlihat berbeda dengan para tamu yang hadir karena mengenakan blangkon serta setelan baju khas Jawa. Malam itu, dia menonton Tari Rejang.

Mata Soekemi tertuju pada seorang gadis penari. Ternyata, dia adalah gadis yang pernah dilihatnya saat pertama tiba di pelabuhan. Dia ingat betul tatapan gadis itu.

Gadis itu bernama Rai Srimben. Tatapan mereka kembali beradu, detak jantung makin kencang. Soekemi jatuh cinta.

"Pas selesai acara. Si Raden Soekemi rupanya kepikiran. Ditanyalah pengantarnya, siapa itu? Pengantarnya menjawab, ya itu Rai Srimben, itu cucunya Jro Mangku. Rumahnya dekat dengan pura," kata Penglingsir Bale Agung, Made Hardika, menceritakan pertemuan antara Soekemi dan Rai Srimben kepada detikBali, Minggu (2/6/2024).

Setiap Juni diperingati sebagai Bulan Bung Karno karena Sang Proklamator tersebut lahir pada 6 Juni 1901. Beragam kegiatan dihelat saat Bulan Bung Karno.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali misalkan menggelar lomba pidato, lomba film pendek, lomba film dokumenter, lomba poster Bung Karno, hingga lomba musikalisasi puisi Bung Karno. Hal serupa juga dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar yang menggelar lomba pidato tingkat SMP/Sederajat.

Rai Srimben merupakan anak kedua dari pasangan I Nyoman Pasek dan Ni Made Liran. Ibunda Soekarno itu lahir sekitar 1881.

Saat Srimben masih belia, kedua orang tuanya bercerai. Beberapa tahun kemudian, ibunya meninggal dunia.

Srimben kecil kemudian diasuh oleh bibinya, Ni Ketut Nesa, di kawasan Bale Agung.

Layaknya gadis Bali pada umumnya, Srimben mengisi hari-harinya dengan menenun. Saat ada upacara-upacara ia juga membantu kakeknya yang seorang Jro Mangku ngayah di pura dengan membuat canang ataupun bebantenan.

Srimben juga piawai dalam menari. Kepiawaiannya dalam menari inilah yang konon membuat Raden Soekemi jatuh cinta kepadanya.

Setelah pertemuan itu, Soekemi makin penasaran. Berkedok mencari murid, Soekemi mengajak temannya Putu Kaler untuk singgah ke Bale Agung.

Berdua, mereka bertemu kakek Rai Srimben. Jro Mangku menerima mereka dengan baik. Soekemi berhasil mencuri hati sang kakek karena pandai membaca Prasi, karya seni di daun lontar.

Beberapa saat kemudian, sang kakek memanggil Rai Srimben untuk membuatkan kopi. Mereka saling bertatap lagi. Benih-benih asmara mulai tumbuh di antara mereka.

"Dengan sekian kali pertemuan itu rupanya sudah mulai ada kontak. Cuma keluarga belum sadar. Sepupunya yang sadar Made Lastri, dengan melihat sorot mata Rai Srimben," cerita Hardika.

"Ketika Raden Sukemi pamit. Semua berdiri. Sudah sampai hilang Raden Soekemi, tapi Rai Srimben masih nengok-nengok (di pintu)," imbuhnya.

Hubungan Raden Soekemi-Rai Srimben semakin dekat di halaman berikutnya



Simak Video "Video DPRD Bali Sidak Kawasan Tahura: Ada Pabrik Beton-Rumah Warga"


(hsa/dpw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork