Sederet Tradisi Menjelang Ramadan di Jawa Timur

Sederet Tradisi Menjelang Ramadan di Jawa Timur

Irma Budiarti - detikJatim
Selasa, 18 Feb 2025 12:45 WIB
gerebeg apem
Tradisi gerebeg apem di Jombang, menjelang Ramadan. Foto: Enggran Eko Budianto
Surabaya -

Menjelang bulan suci Ramadan, masyarakat di berbagai daerah memiliki tradisi unik sebagai bentuk penyambutan, termasuk di Jawa Timur. Tradisi-tradisi ini tidak hanya menjadi bagian dari ritual keagamaan, tetapi mempererat hubungan sosial dan melestarikan budaya leluhur.

Tradisi-tradisi menjelang Ramadan di Jawa Timur mencerminkan nilai-nilai kearifan lokal dan kebersamaan yang telah diwariskan turun-temurun. Meski zaman terus berkembang, tradisi ini tetap dipertahankan sebagai bagian dari identitas budaya masyarakat Jawa Timur.

Tradisi Menjelang Ramadan di Jatim

Menjelang Ramadan, masyarakat Jawa Timur menggelar berbagai tradisi unik yang sarat makna spiritual dan kebersamaan. Mulai dari ritual penyucian diri hingga prosesi adat yang penuh simbolisme, setiap daerah memiliki cara tersendiri dalam menyambut datangnya bulan penuh berkah. Berikut tujuh tradisi unik menjelang Ramadan di Jawa Timur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Tradisi Mandi Bersama di Sendang Sono - Gresik

Di Gresik, masyarakat memiliki kebiasaan mandi bersama di Sendang Sono sebagai bagian dari ritual penyucian diri sebelum Ramadan. Tradisi ini diyakini dapat membersihkan dosa-dosa dan mempersiapkan diri secara spiritual untuk menjalankan ibadah puasa.

Uniknya, Sendang Sono tidak hanya digunakan pada saat sebelum Ramadan. Tetapi, Sendang Sono juga menjadi tempat ritual dalam tradisi Rebo Wekasan, yang digelar setiap bulan Safar untuk menolak bala.

ADVERTISEMENT

2. Tradisi Gerebeg Apem di Jombang

Di Jombang, perayaan menjelang Ramadan terasa semakin meriah dengan tradisi Gerebeg Apem. Dalam tradisi ini, masyarakat membuat gunungan apem, yang kemudian diarak keliling kota sebelum dibagikan kepada warga.

Apem sendiri memiliki makna filosofis, yakni berasal dari bahasa Arabafwan, yang berarti maaf. Tradisi ini mencerminkan semangat saling memaafkan sebelum memasuki bulan suci agar ibadah semakin berkah.

Gerebeg Apem, cara warga Jombang menyambut Ramadan (Enggran Eko Budiarto/detikcom)Gerebeg Apem, cara warga Jombang menyambut Ramadan (Enggran Eko Budiarto/detikcom) Foto: Gerebeg Apem, cara warga Jombang menyambut Ramadan (Enggran Eko Budiarto/detikcom)

3. Tradisi Nyadran Sonoageng di Nganjuk

Di Nganjuk, masyarakat menyambut Ramadan dengan tradisi Nyadran Sonoageng, yang dilakukan dengan arak-arakan sesaji jolen dari balai desa menuju makam leluhur. Tradisi ini bukan hanya bentuk rasa syukur kepada Tuhan.

Tetapi juga diyakini sebagai upaya menolak bala agar masyarakat selalu diberi keselamatan. Prosesi ini menjadi simbol kebersamaan dan pengingat akan pentingnya menjaga hubungan dengan leluhur serta sesama.

4. Tradisi Cuci Karpet di Pasuruan

Jika di tempat lain Ramadan disambut dengan pengajian atau syukuran, di Pasuruan, ada tradisi unik yaitu cuci karpet masjid dan musala. Warga mencuci karpet secara bersama-sama di mata air Umbulan, sumber air alami yang jernih.

Ritual ini bertujuan agar masjid dan musala tetap bersih dan nyaman untuk ibadah tarawih. Tradisi cuci karpet jelang Ramadan di Pasuruan, juga menjadi ajang gotong royong dan mempererat hubungan antarwarga.

5. Tradisi Unggahan di Blitar

Di Blitar, masyarakat memiliki tradisi Unggahan, yang biasanya dilakukan sekitar seminggu sebelum Ramadan. Dalam tradisi ini, warga berkumpul dan membawa berkatan berupa nasi kotak yang berisi lauk-pauk khas, seperti ayam, tahu, dan mi.

Masyarakat juga membawa kue apem yang melambangkan permohonan maaf. Setelah makanan dikumpulkan, masyarakat menggelar doa bersama untuk para leluhur, sebagai bentuk penghormatan sekaligus refleksi diri sebelum memasuki bulan suci.

6. Tradisi Buto-butoan di Jember

Jember memiliki tradisi unik bernama Buto-butoan, yang merupakan perpaduan budaya jaranan dan ondel-ondel. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk ekspresi kegembiraan masyarakat dalam menyambut Ramadan.

Meski mengusung unsur "buto" atau raksasa, tradisi ini bukanlah ritual menyeramkan. Tradisi buto-butoan di Jember merupakan bentuk hiburan rakyat yang menggambarkan suka cita datangnya bulan penuh berkah.

7. Tradisi Ngosaran di Bangkalan

Di Bangkalan, Madura, masyarakat menyambut Ramadan dengan tradisi Ngosaran, sebuah kegiatan membersihkan makam keluarga. Tradisi ini mirip dengan nyekar, di mana selain membersihkan area pemakaman, keluarga juga mendoakan arwah leluhur yang telah tiada.

Tradisi Ngosaran di Bangkalan tidak hanya menjadi bentuk penghormatan kepada orang tua yang telah mendahului, tetapi momen mempererat silaturahmi antaranggota keluarga yang jarang bertemu.




(hil/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads