Ogoh-ogoh bertema Samaya Baya karya Sekaa Teruna (ST) Canti Graha Banjar Tengah Sesetan meraih juara I Kasanga Festival 2024. Ogoh-ogoh tersebut mengalahkan 11 ogoh-ogoh lainnya dari empat kecamatan di Denpasar.
Ketua ST Canti Graha Banjar Tengah Sesetan, I Kadek Wahyu Saputra, tak percaya dan terharu bisa mengalahkan ogoh-ogoh lainnya di Kasangan Festival 2024. Apalagi, kelompok pemuda tersebut terakhir kali menyabet juara saat Dinas Kebudayaan Bali menggelar lomba ogoh-ogoh pada 2014.
Wahyu menjelaskan ST Canti Graha membuat ogoh-ogoh bertema Samaya Baya karena saat ini banyak yang terbalik. "Kami mengambil filosofi dari kehidupan zaman sekarang yang semuanya serba terbalik dan banyaknya keburukan sifat-sifat pada manusia," ungkapnya di Lapangan Puputan Badung, I Gusti Ngurah Made Agung, Minggu (3/3/2024) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ogoh-ogoh Samaya Baya menampilkan seorang pria tua berukuran besar dengan didominasi warna kulit cokelat. Sosoknya tampak marah karena terikat oleh akar dari empat ogoh-ogoh berukuran kecil di berbagai sisi.
Wahyu menuturkan ogoh-ogoh pria tua berukuran besar menggambarkan manusia yang telah dikendalikan hawa nafsu. Kemudian keempat ogoh-ogoh kecil menggambarkan hawa nafsu.
"Jadi, kami menceritakan akar dari hawa nafsu yang telah masuk kedalam diri manusia. Lalu, tak bisa dikendalikan sehingga manusia yang awalnya bersifat baik menjadi buruk," terangnya.
ST Canti Graha, Wahyu melanjutkan, menyisipkan puluhan tulang babi pada bagian ogoh-ogoh. Mulai dari tulang kepala babi hingga iga yang sengaja dibeli di tempat pemotongan babi.
Menurut Wahyu, pemasangan tulang babi pada beberapa bagian ogoh-ogoh kian menjadikan ogoh-ogoh ini menarik dan unik, meski tak ada tujuan berarti dari ditambahnya tulang babi. Ogoh-ogoh itu juga diberi ornamen akar pohon.
Biaya keseluruhan pembuatan ogoh-ogoh tersebut mencapai Rp 40 juta. "(Pembuatan ogoh-ogoh) kurang lebih tiga bulan dari akhir November 2023 sampai Februari 2024," tutur Wahyu.
Bahkan, Wahyu melanjutkan, tidak jarang anggota ST Canti Graha begadang untuk menyelesaikan ogoh-ogoh itu tepat waktu. "Pernah sampai 24 jam kami buat ogoh-ogoh," kenangnya.
Ketua Pasikian Yowana Kota Denpasar, Anak Agung Made Angga Harta Yana, menyampaikan juara II ogoh-ogoh diraih ST Yowana Sawitra. Adapun, juara III diraih ST Shanti Yowana. Juara I mendapatkan uang tunai Rp 50 juta, juara II Rp 35 juta, dan juara III Rp 25 juta.
"Kami ucapkan selamat kepada para pemenang lomba ogoh-ogoh dewasa dari para yowana Denpasar. Serta tetap semangat dan terus berkreativitas," ujarnya.
Wali Kota Jaya Negara menjelaskan Kasanga Festival tahun ini juga menyuguhkan dan memberikan ruang kepada seni musik tradisional Bali, khususnya Baleganjur Ngarap.
"Ini menjadi ajang menunjukkan karya seni tabuh Baleganjur Ngarap yang saat ini sangat digandrungi para yowana di Kota Denpasar," kata politikus PDI Perjuangan tersebut.
Menurut Jaya Negara, anak muda memiliki banyak kreativitas dalam menciptakan ogoh-ogoh yang merupakan bagian dari tradisi Bali dalam menyambut Hari Raya Nyepi. Hasil karya ogoh-ogoh dengan tema yang beragam mengangkat isu-isu sosial atau lingkungan.
Jaya Negara berpendapat kisah pewayangan tidak lepas pada aspek estetika dan keindahan desainnya. Dia berharap Kasanga Festival dapat menjadi wadah dalam menuangkan kreativitas ogoh-ogoh para yowana Denpasar.
(gsp/dpw)