Megandu, Permainan Tradisional Tabanan yang Diusulkan Jadi WBTB

Megandu, Permainan Tradisional Tabanan yang Diusulkan Jadi WBTB

Muhamad Ramdan Fahlevi - detikBali
Kamis, 14 Sep 2023 12:13 WIB
Permainan tradisional megandu asal Tabanan. (Dok. Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual)
Foto: Permainan tradisional megandu asal Tabanan. (Dok. Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual)
Tabanan -

Megandu adalah salah satu permainan tradisional yang berasal dari Bali. Permainan ini diusulkan menjadi warisan budaya tanpa benda (WBTB) 2023 kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Bagaimana sejarah, fungsi, cara bermain, dan nilai yang terkandung dalam permainan megandu? Simak yuk ulasannya yang dirangkum dari berbagai sumber berikut ini.

Sejarah Megandu

Megandu adalah permainan tradisional berasal dari Banjar Ole, Kabupaten Tabanan, Bali. Megandu dimainkan secara turun-temurun sejak 1956.
Megandu berasal dari kata 'gandu' yang berarti dipukul atau dilempari. Sehingga warga kerap mengatakannya digandu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Megandu merupakan permainan yang sangat erat kaitannya dengan budaya agraris yang biasa dilakukan di persawahan sehabis panen. Seiring berjalannya waktu, permainan ini tetap mempertahankan popularitasnya di kalangan masyarakat Bali.

Fungsi Megandu

Megandu bukan sekadar permainan semata, melainkan juga memiliki fungsi yang mendalam dalam kehidupan sosial masyarakat Bali. Selain sebagai hiburan, permainan ini juga berperan penting dalam mempererat rasa persaudaraan (menyama braya). Setelah masa panen selesai, megandu menjadi kegiatan fisik yang sangat dinantikan.

ADVERTISEMENT

Cara Bermain Megandu

Permainan megandu dimainkan oleh anak-anak maupun remaja. Permainan ini melibatkan dua tim dengan masing-masing tim terdiri dari 10 hingga 20 orang pemain.

Permainan ini dimulai dengan pembuatan bola dari jerami dan penancapan patok kayu di tengah sawah. Tali pelepah kelapa dibentangkan sesuai kesepakatan di area bermain. Setiap tim memiliki satu bola yang terbuat dari anyaman daun kelapa.

Tujuan utama permainan adalah mengambil gandu (pohon bambu) yang diletakkan di tengah lapangan dan membawanya ke markas tim sendiri. Salah satu pemain berperan sebagai burung yang bertugas menjaga gandu, sementara pemain lain berusaha mencuri gandu tersebut tanpa terkena bola yang dilemparkan oleh burung. Permainan berakhir ketika salah satu tim kehabisan pemain.

Tips Bermain Megandu

¡ Jika Anda ingin mencoba bermain megandu, carilah informasi lebih lanjut mengenai lokasi dan waktu permainan dari masyarakat setempat.
¡ Pastikan Anda mengenakan pakaian yang nyaman dan sesuai untuk aktivitas fisik.
¡ Selalu perhatikan kondisi cuaca dan lingkungan sekitar saat bermain megandu.

Tujuan

Permainan tradisional megandu membawa sejumlah nilai budaya yang berharga. Permainan ini mengajarkan nilai-nilai seperti kerja sama, tanggung jawab, dan rasa persaudaraan. Selain itu, permainan ini juga dapat membentuk karakter anak-anak dengan membangun rasa tanggung jawab yang kuat.

Kebangkitan Megandu

Meskipun sempat meredup, seiring dengan perkembangan teknologi dan permainan modern, megandu kini mengalami kebangkitan yang membanggakan. Bukti nyata dari kebangkitan ini adalah diusulkannya megandu sebagai WBTB oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Bali.

Sebelumnya, permainan ini telah didaftarkan sebagai Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) oleh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Udayana. Banyak komunitas lokal dan sekolah di berbagai daerah di Indonesia juga berperan aktif dalam melestarikan megandu.

Mereka tidak hanya mengadakan turnamen megandu, tetapi juga berupaya mengajarkan cara bermainnya kepada generasi muda. Upaya ini juga menjadi pengingat bagi kita betapa berharganya warisan budaya ini.

Kebangkitan permainan ini di era modern adalah bentuk penghormatan kepada warisan nenek moyang yang patut dilestarikan. Mari bersama-sama merawat dan mempromosikan megandu agar tetap bergaung dalam kehidupan kita sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kekayaan budaya Indonesia yang beragam.

Dengan memahami sejarah, fungsi, dan cara bermain megandu, kita dapat lebih menghargai keunikan dan keindahan permainan tradisional ini.

Artikel ini ditulis oleh Muhamad Ramdan Fahlevi peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(nor/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads