Mengenal Bagian Dasa Nyama Brata Lengkap dengan Artinya

Mengenal Bagian Dasa Nyama Brata Lengkap dengan Artinya

Anindyadevi Aurellia - detikBali
Selasa, 08 Nov 2022 07:54 WIB
Ilustrasi baju adat Bali
Foto: Getty Images/btrenkel
-

Tingkah laku dapat dikategorikan ke dalam tingkah laku yang baik (Subha Karma) dan tingkah laku yang tidak baik (Ashuba Karma). Subha Karma meliputi: Tat Twam Asi, Tri Kaya Parisuda, Dasa Nyama Brata, dan Dasa Yama Brata. Sedangkan Asubha Karma meliputi: Sad Ripu, Sapta Timira, dan Sad Tatayi.

Simak berikut penjelasan mengenai salah satu Subha Karma, Dasa Nyama Brata.

Pengertian Dasa Nyama Brata

Pengertian Dasa Nyama Brata dijelaskan dalam buku Kualitas Layanan Berbasiskan Kearifan Lokal Bali oleh I Nyoman Gede Astina. Disebut bahwa Dasa Nyama Brata adalah sepuluh jenis pengekangan hawa nafsu yang harus dilakukan oleh setiap orang dalam menjalankan kehidupan secara individu maupun sosial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dasa Nyama Brata jika diartikan per kata yakni Dasa adalah sepuluh, Nyama adalah pengendalian mental, dan Brata adalah keinginan atau kemauan. Bila dirangkai, Dasa Nyama Brata adalah sepuluh pengendalian mental untuk mencapai tujuan hidup.

Dasa Nyama Brata memiliki tujuan agar tercapai kebahagiaan lahir dan batin. Semua konsep tata susila dalam ajaran agama Hindu telah dilaksanakan dalam kehidupan masyarakat Bali yang telah diregenerasi dalam waktu panjang.

ADVERTISEMENT

Dasa Nyama Brata menjadi nilai kearifan lokal yang membentuk karakter orang Bali. Nilai-nilai kearifan lokal yang bersumber dari ajaran agama Hindu telah menjadi pegangan dalam menjaga keharmonisan masyarakat Bali.

Bagian-bagian Dasa Nyama Brata

I Nyoman Gde Astina juga menjelaskan sepuluh bagian Dasa Nyama Brata sebagai berikut:

  1. Dhana: Rela memberi sumbangan (dana punia).
  2. Ijya: Hormat kepada leluhur dan orang tua.
  3. Tapa: Melatih diri agar dapat mencapai ketenangan hati.
  4. Dhyana: Tekun memusatkan diri kepada Hyang Widhi.
  5. Uphasthanigraha: Mengendalikan hawa nafsu.
  6. Brata: Mengekang diri pada makanan dan minuman atau taat kepada sumpah dan janji.
  7. Upawasa: Melakukan puasa untuk mendekatkan diri dengan Hyang Widhi.
  8. Mona: Membatasi perkataan dan tidak berbuat seenaknya.
  9. Swadhayaya: Tekun mempelajari kitab suci dan pengetahuan lainnya yang berguna bagi kehidupan dan kebudayaan.
  10. Snana: Tekun melakukan penyucian diri setiap hari dengan jalan mandi dan sembahyang.

Semua konsep tuntunan susila tersebut, akan bermanfaat bagi seseorang apabila dilandasi dengan ajaran Tri Kaya Parisudha, yaitu tiga dasar perilaku yang harus disucikan yakni Manacika (pikiran), Wacika (perkataan), dan Kayika (tingkah laku).

Dalam laman resmi Kementerian Agama, Ketut Sudaria sebagai Rohaniawan Hindu menjelaskan satu persatu Tri Kaya Parisudha. Terkait pengendalian pikiran atau Manacika, tertuang dalam pustaka Sarasamuccaya sloka 80. Pikiran itu adalah sumber dari segala nafsu yang dapat membuat manusia bisa berbuat baik ataupun buruk. Maka, sesegera mungkin kendalikanlah pikiran.

Tentang pengendalian perkataan atau Wacika, dalam Kekawin Nitisastra dikatakan:
"Dengan kata-kata, kita bisa menemukan kebahagiaan. Dengan kata-kata, kita bisa menemukan kematian. Dengan kata-kata, kita bisa menemukan kedukaan. Dengan kata-kata, kita bisa menemukan sahabat".

Sedangkan terkait pengendalian tingkah laku (Kayika), dalam falsafah Jawa dikatakan bahwa perbuatan buruk yang kita lakukan, maka buruk pulalah yang kira tuai. Perbuatan baik yang kau lakukan, maka kebaikan pulalah yang kita rasakan.

Nah detikers, itulah tadi penjelasan mengenai Dasa Nyama Brata. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!




(aau/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads