Ratusan pemuda dari Desa Adat Ababi, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, mengikuti tradisi nyeret, Rabu (12/10/2022). Mengenakan udeng warna merah serta saput poleng (kain kotak-kotak hitam-putih), mereka berjalan kaki sekitar 6 kilometer sembari menghunuskan keris.
Tradisi nyeret merupakan rangkaian upacara Aci Pengayu-ayu Purnama Kapat, Desa Adat Ababi. Tradisi ini dilaksanakan setiap satu tahun sekali, tepatnya 2 hari setelah Purnama Sasih Kapat. Sehari sebelumnya juga digelar prosesi melasti ke Segara Jasri.
"Nyeret merupakan prosesi mendak (menjemput) Ida Bhatara Ngurah Sakti dari Pura Laga menuju Pura Puseh dengan cara berjalan kaki sambil menghunuskan atau menaikan keris ke atas," tutur Kelian Desa Adat Ababi, I Gede Pasek Ariana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum ngayah nyeret, ratusan pemuda itu berkumpul di Pura Puseh Desa Adat Ababi. Mereka melakukan persembahyangan bersama untuk memohon restu agar perjalanan saat mendak Ida Bhatara Ngurah Sakti berjalan lancer.
Setelah itu barulah prosesi nyeret dilakukan. Keris dihunus, perjalanan dimulai.
"Huryakkkk... uuuuuu..." demikian mereka berteriak.
Pasek Ariana menjelaskan, dari Pura Laga hingga tiba di Pura Puseh, para pemuda wajib menghunuskan keris dan tidak boleh menurunkan keris. Warga setempat meyakini keris yang digunakan secara turun temurun saat nyeret bersifat sakral. Itulah sebabnya, keris dipegang agak tinggi.
"Nyeret ini tradisi sakral yang sudah ada sejak zaman dahulu. Segala aturannya wajib untuk ditaati. Meskipun tidak ada sanksi, tapi pertanggungjawabannya kepada Ida Bhatara," kata Pasek Ariana.
Selama di perjalanan, para pemuda yang ikut nyeret juga tidak pernah berhenti berteriak sambil mengangkat senjata. Barisan para pemuda penghunus keris itu diikuti oleh krama Desa Adat Abab di belakangnya.
"Selain itu, selama di perjalanan para pemuda yang ikut nyeret tidak boleh mengucapkan kata-kata kasar," imbuh Pasek Ariana.
Para pemuda yang ikut nyeret diwajibkan untuk memakai udeng warna merah serta saput poleng. Hal itu menurutnya sebagai bentuk kekompakan para pemuda Desa Adat Ababi. Bagi warga setempat, tradisi nyeret merupakan ekspresi pengabdian kepada Ida Sang Hyang Widhi yang telah memberikan keselamatan.
(iws/hsa)