Metuunan di Bali, Berkomunikasi dengan Leluhur yang Sudah Meninggal

Metuunan di Bali, Berkomunikasi dengan Leluhur yang Sudah Meninggal

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Minggu, 24 Apr 2022 19:13 WIB
Jero Balian Kadek Somanadi yang karib di sapa Jero Cekmo
Jero Balian Kadek Somanadi yang karib di sapa Jero Cekmo. (Foto: Made Wijaya Kusuma/detikBali)
Buleleng -

Bali dikenal sebagai pulau Dewata dengan keberagaman adat istiadat serta kearifan lokalnya yang masih terjaga hingga saat ini. Adat istiadat dan tradisi tersebut merupakan warisan dari generasi ke generasi yang terus dilestarikan oleh masyarakat Hindu di Bali. Bukan hanya sekedar tradisi tapi beberapa diantaranya juga ada yang memiliki nilai spiritual dan magis di dalamnya.

Salah satunya yakni upacara metuunan atau nunas raos di Bali. Dalam upacara ini diyakini masyarakat Bali bisa melakukan komunikasi dengan roh leluhur atau keluarganya yang sudah meninggal dunia melalui perantara Balian.

"Upacara metuunan dilakukan oleh masyarakat bali untuk meminta atau memohon petunjuk kepada leluhur atau roh mendiang keluarga" ujar Jero Balian Kadek Somanadi saat ditemui di kediamannya oleh DetikBali, di Desa Sinabun Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali, Sabtu (23/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kata Jero Balian Kadek Somanadi yang karib disapa Jero Cekmo ini, upacara metuunan biasanya dilakukan oleh masyarakat Hindu di Bali ketika sebelum dan sesudah upacara kematian (pengabenan) dari keluarga mereka, adanya musibah dalam keluarga, selanjutnya ada yang bertujuan juga untuk mencari kawitan, dan yang paling unik ada juga yang meminta petunjuk kepada leluhurnya soal waris.

"Beda-beda tujuannya, gak cuma satu ada yang karena mengalami kesakitan, ada juga yang ingin menjual warisan, boleh atau tidak. Tapi intinya cuma satu yaitu keturunannya ini supaya tidak mengalami kesakitan dengan memohon petunjuk pada leluhur apa yang patutnya dijalankan" Jelasnya.

ADVERTISEMENT

Kemudian dalam upacara ngaben untuk kematian masyarakat hindu di Bali baik itu sesudah ataupun sebelum pengabenan, umumnya juga melaksanakan upacara metuunan untuk mengetahui sarana banten apa saja yang diperlukan disaat upacara ngaben dilangsungkan.

"Biar diketahui apa yang mau diminta sebelum pengabenan biar keturunannya tidak mengalami kesakitan" Imbuhnya

Dalam pelaksanaannya upacara metuunan ini juga memerlukan sarana banten berupa peras pejati dan penek punjung.




(kws/kws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads