Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) akan dimulai tahun depan. Proyek hilirisasi ini diharapkan bisa menjadi solusi untuk mengurangi impor LPG yang selama ini masih tinggi.
Bahlil menjelaskan, proyek DME termasuk dalam 18 proyek hilirisasi yang kini berada pada tahap finalisasi oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Sebagai informasi, Tim Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional telah menyelesaikan pra-studi kelayakan atau pra-Feasibility Study (pra-FS) terhadap 18 proyek hilirisasi. Hasil pra-FS tersebut telah diserahkan kepada Danantara untuk ditindaklanjuti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini, dari pra-FS itu sedang dipelajari oleh konsultan untuk finalisasi di Danantara. Dari sekian banyak, 18 project itu salah satunya adalah DME," ujar Bahlil, dilansir dari detikFinance, Sabtu (25/10/2025).
Bahlil menuturkan, proyek DME merupakan langkah konkret pemerintah untuk mengurangi ketergantungan impor LPG. "Karena kita kan impor LPG. Contoh konsumsi LPG kita 8,5 juta ton, kapasitas produksi dalam negeri itu hanya 1,3 juta ton. Jadi kita impor sekitar 6,5 juta ton sampai 7 juta ton. Nah caranya bagaimana mengurangi impor adalah kita melahirkan substitusi impor melalui hilirisasi batu bara," katanya.
Terkait teknologi yang akan digunakan dalam proyek DME, Bahlil mengatakan kemungkinan besar akan mengadopsi teknologi dari Eropa dan China yang dinilai sesuai dengan kondisi Indonesia. Namun, keputusan akhir mengenai hal itu akan ditentukan oleh Danantara.
"Ini mitranya nanti dengan Danantara, teknologinya kan macam-macam ya, teknologi dari China, itu, bisa juga dari Eropa," ujar Bahlil.
(dpw/dpw)











































