Nasional

Kelas Menengah Kian Terimpit, Banyak yang Hidup dari Utang dan Gadai

Ignacio Geordi Oswaldo - detikBali
Selasa, 07 Okt 2025 09:19 WIB
Foto: José Martín Ramírez Carrasco/Unsplash
Denpasar -

Kelompok masyarakat kelas menengah kini semakin terjepit di tengah tekanan ekonomi. Kenaikan harga barang dan jasa, cicilan yang terus berjalan, hingga kebutuhan mendadak tanpa aba-aba menjadi beban keuangan tersendiri bagi mereka.

Lebih parah lagi, sebagian dari mereka berpenghasilan pas-pasan namun tidak termasuk penerima bantuan sosial dari pemerintah. Akibatnya, banyak yang terpaksa menguras tabungan atau mencari pinjaman untuk menutup kebutuhan hidup.

Pinjol Naik, Kredit UMKM Turun

Ekonom senior Institute for Development Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad mengatakan, gejala makin terimpitnya kelas menengah terlihat dari meningkatnya jumlah pinjaman online (pinjol) dan pengeluaran konsumsi masyarakat.

Dari sisi pinjaman, menurut Tauhid, jumlah masyarakat yang mengakses pinjol terus meningkat, begitu juga dengan total utang yang dimiliki. Sebaliknya, pertumbuhan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) justru menurun.

Ia menjelaskan kondisi ini menunjukkan bahwa kelas menengah kini banyak membutuhkan pembiayaan hanya untuk konsumsi sehari-hari. Artinya, uang habis untuk kebutuhan pokok, bukan untuk investasi atau pengembangan usaha.

"Kredit UMKM trennya itu berkebalikan dengan yang pinjaman online. Walaupun (non-performing loan/kredit macet pinjol) NPL-nya katakanlah di bawah 3%, tapi kan trennya makin tinggi. Menunjukkan bahwa dari sisi itu kelas menengah makin sulit," kata Tauhid, dilansir dari detikFinance, Selasa (7/10/2025).

Simak Video "Video Utang Warga +62 Naik! Pinjol Rp 83,52 T dan Paylater Rp 31,5 T"


(dpw/dpw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

detikNetwork