VIVO, BP-AKR, hingga Shell Belum Beli BBM Pertamina, Ini Alasannya

VIVO, BP-AKR, hingga Shell Belum Beli BBM Pertamina, Ini Alasannya

Heri Purnomo - detikBali
Kamis, 02 Okt 2025 07:57 WIB
Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah SPBU swasta kembali membuat warga resah. Pantauan pada Senin (15/9/2025), SPBU Shell dan BP-AKR di beberapa titik Jakarta masih mengalami kekosongan pasokan. Kondisi ini membuat sebagian pengendara harus berpindah-pindah tempat untuk mendapatkan BBM.
SPBU Shell. Foto: Rifkianto Nugroho
Denpasar -

Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta hingga kini belum membeli pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) murni dari Pertamina. Beberapa di antaranya adalah Shell, APR (joint venture BP-AKR), dan VIVO.

Dilansir detikFinance, Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar, menjelaskan bahwa sebelumnya APR dan VIVO sempat menyepakati pembelian BBM murni dari Pertamina. Namun, belakangan VIVO dan BP-AKR membatalkan rencana tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Achmad, alasan pembatalan itu karena base fuel Pertamina mengandung etanol sebesar 3,5%. Padahal, berdasarkan regulasi, kandungan etanol dalam BBM masih diperbolehkan hingga 20%.

"Isu yang disampaikan kepada rekan-rekan SPBU ini, adalah mengenai konten. Kontennya itu ada kandungan etanol. Nah, dimana secara regulasi itu diperkenankan, etanol itu sampai jumlah tertentu kalau tidak salah sampai 20% etanol, kalau tidak salah. Sedangkan ada etanol 3,5%," katanya saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (1/10/2025).

ADVERTISEMENT

"Nah ini yang membuat kondisi teman-teman SPBU swasta untuk tidak melanjutkan pembelian karena ada konten etanol tersebut. Dimana konten itu sebetulnya masih masuk ambang yang diperkenankan oleh pemerintah," tambahnya.

Achmad menyampaikan bahwa selain VIVO dan BP-AKR, pihaknya juga sempat melakukan negosiasi dengan Shell. Namun negosiasi tersebut tidak berjalan lancar.

Ia mengatakan negosiasi tak berlanjut karena adanya proses birokrasi internal perusahaan tersebut. "Tidak bisa melakukan, meneruskan negosiasi ini, dikarenakan bahwa ada birokrasi internal yang harus ditempuh," katanya.

Sementara itu, Perwakilan VIVO Indonesia, mengakui bahwa memang pihaknya memang tidak jadi melakukan pembelian dari Pertamina.

"Memang betul kami sesuai dengan saran dari pak menteri kami telah mengadakan negosiasi dengan Pertamina untuk membeli, tapi karena ada beberapa hal teknis yang tidak bisa dipenuhi oleh Pertamina sehingga apa yang sudah kami mintakan itu dengan terpaksa dibatalkan. Tapi tidak menutup kemungkinan kami akan berkoordinasi dengan Pertamina untuk saat-saat mendatang, apa yang kami minta mungkin bisa dipenuhi Pertamina," katanya.

Artikel ini telah tayang di detikFinance, baca selengkapnya di sini




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads